22/01/13

Hidup di Jakarta

Aku ingin hidup di Jakarta
Di tengah megahnya gedung pencakar langit
Di tengah gemerlapnya cahaya kota

Aku ingin hidup di Jakarta
Dengan segala hiruk pikuknya
Dengan segala permasalahannya

Bersama dengan seperempat penduduk Indonesia
Bersama dengan sejuta mimpi mereka

17/01/13

Jack

Pernahkah kita menyadari urutan kartu King, Queen, dan Jack? Saya pernah. Saya dulu sempat bertanya, kenapa urutannya seperti itu? Apakah ada sesuatu di balik itu? Dan yang paling membuat saya penasaran adalah kata "Jack" pada kartu J. Kenapa dia termasuk ke dalam tiga kartu "besar" yang sering kita mainkan untuk mengisi waktu luang?

Banyak versi sejarah yang menjelaskan tentang urutan ketiga kartu tersebut. Salah satunya yang terkenal adalah legenda Lancelot dan King Arthur. Sebagai orang kepercayaan raja, Lancelot sangat dapat dihandalkan dan menjadi orang yang memiliki posisi istimewa. Ini membuat kartu J yang digambarkan  melalui sosok Lancelot memiliki posisi sebagai salah satu dari tiga kartu besar. Dan versi tambahannya adalah bahwa dia juga memiliki hubungan khusus dengan sang ratu.

Ada lebih banyak versi lagi mengenai kartu J, tetapi bukan itu yang ingin saya tulis pada kesempatan kali ini. Saya ingin menulis mengenai istilah lain yang dibawa oleh kata "Jack", yakni istilah Jack of All Trades atau lebih umum dikenal sebagai Master of None. Istilah yang muncul pada masa Renaissance ini memiliki makna ganda yang sering disalahgunakan. Makna yang positif berarti memiliki banyak bakat, sedangkan makna yang negatif berarti tidak ahli dalam apapun.

Belakangan ini saya, lagi-lagi, diterpa angin skeptisme dan aura negatif. Padahal baru saja saya melakukan sedikit kegiatan outdoor pergi ke pantai bersama teman-teman, tapi ini malah menambah kerasnya angin skeptisme tersebut. Saya kehilangan semangat hidup, atau lebih tepatnya saya tidak tahu apa semangat hidup saya. Melihat teman-teman melakukan apa yang mereka sukai (fotografi, travelling, debat, dan lain-lain) dan mengejar impian mereka menjadi sesuatu yang terkadang terasa sakit di hati saya. Timbul pertanyaan kemudian, "Apa yang menjadi passion saya? Apa yang bisa saya lakukan? Dan apa keahlian saya?"

Dalam kegelapan masa depan mengenai karir, pekerjaan, dan keuangan tentunya, saya sering mendapatkan perkataan seperti ini, "Kejar apa yang menjadi passion-mu, uang akan mengikutimu". Lah, saya saja tidak tahu apa passion saya, bagaimana mau mengejarnya? Dari sini kemudian saya mulai meng-eksaminasi diri saya. Apa sebenarnya yang menjadi keahlian saya? Dan saya kaget sendiri setelah mengetahui bahwa saya tidak ahli dalam melakukan apa-apa.

Saya selalu berpikir seperti ini, "Jika saya bisa (ahli) melakukan semuanya, mengapa harus menjadi ahli dari salah satunya saja?" Tapi entah saya yang salah atau bagaimana, saya merasa sangat hampa sekarang. Memang, setelah saya memeriksa kembali diri saya, saya bisa melakukan banyak hal. Tapi hanya sekedar bisa, tidak ahli. Saya bisa bermain bola, basket, olahraga apapun, tapi tidak ahli. Jika Anda mengajak saya travelling, saya bisa-bisa saja, bisa tidur di alam liar, makan apa saja, tapi saya tidak bisa membuat tenda, tidak bisa membuat api unggun. Sama halnya dengan kesukaan. Saya suka melakukan hal-hal baru, dan juga hal-hal yang sudah saya sebutkan sebelumnya. Tapi saya tidak pernah merasa sangat suka akan satu hal.

Lagu Gie yang diciptakan Eros dan Okta memiliki lirik yang sedikit menyentil saya, "Berbagi waktu dengan alam, agar kau tahu siapa dirimu yang sebenarnya". Saya sudah mencoba untuk "berbagi waktu dengan alam", dan saya merasa tidak cocok dengan itu. Padahal seringkali saya merasa menggebu-gebu untuk melakukan travelling. Katanya jika kita "berbagi waktu dengan alam" kita lebih bisa mengenal diri kita. Dan itulah yang sekarang ini sedang saya lakukan. Saya sangat desperate butuh tahu, siapa saya sebenarnya. Apa yang saya suka, apa yang saya kuasai atau ahli. Seringkali terpikir untuk menggunakan jasa ramal, tarot, ataupun membuka mata ketiga atau hati nurani untuk mengetahui apa sebenarnya passion saya.

Seorang teman bilang, jangan pernah berhenti mengeksplorasi diri kita. Saya bingung harus mengeksplorasi dari mana? Atau mungkin pertanyaannya. apalagi yang saya harus eksplorasi? Apakah saya benar-benar tidak ahli dalam apa-apa, tidak suka satu hal yang khusus? Ataukah saya hanya tenggelam dalam kebingungan untuk memilih? Karena saya sebenarnya bisa melakukan ataupun menjadi ahli dalam hal apapun yang saya pilih? Mungkinkah saya hanya sibuk mengasah semua pisau menjadi tajam sehingga semua pisau terlihat tidak ada yang lebih tajam dari yang lainnya? Ya, semua pemikiran ini hanya berawal dari kata "Jack".

07/01/13

Pamanku yang Lucu

Lihatlah giginya yang sudah tidak lengkap, lihatlah perutnya yang membuncit, dia adalah pamanku yang lucu. Dia berwatak keras namun lihai menggelitik perut kami, keluarga besarnya, dengan lawakannya. Wajahnya yang menghitam karena derik sinar matahari menandakan kerasnya ia bekerja sehari-hari.

Pamanku ini lucu, sering dimarahai oleh ibuku karena tidak sigap dan tidak pandai teknologi. Tetapi selalu menjadi garda depan keluarga besar kami dalam menghadapi masalah-masalah yang berbau fisik. Mengajarkan kami untuk selalu berani sambil membela apa yang benar. Oh, pamanku yang lucu, pasti selalu dirindu.

Pamanku ini beruntung, mendapatkan istri yang cantik dan mau bekerja keras bersama dirinya setelah lama ditinggal oleh seorang wanita yang dicintainya. Meskipun paman tidak seberapa tampan, tapi istrinya selalu setia menemaninya. Paman mengantarnya setiap pagi ke pasar, kemudian ia pergi ke kantor untuk siap menerima perintah dari kakak-kakaknya. 

Siapa yang tahu kalo dulu dia mengalami keterbelakangan? Membawa kesal dan simpati secara bersamaan. Pamanku bekerja keras hampir selama masa hidupnya. Bekerja keras melawan takdir dan menggapai harapan. Setiap hari dimarahi oleh kakek dan nenek karena tidak pandai di sekolah. Ia berjuang tiada henti untuk menjadi "orang".

Dia adalah panutan sekaligus penjaga kami semua. Paman yang sejak awal tahu bahwa dirinya kekurangan selalu memberikan yang terbaik untuk keluarga besarnya. Ia menyembunyikan kekurangannya dengan keringat dan tenaganya. Dan tidak jarang dia melindungi kami keponakannya ketika berbuat nakal. Melindungi kami dari amarah orang tua kami. Setia membukakan pintu rumah di tengah malam menjelang matahari terbit untuk kami.

Jangan jadikan kekurangan sebagai alasan dan keluhan. Paman menjadi contoh bagi kami semua atas takdir Tuhan yang terkadang terlihat kurang menyenangkan. Kerja keras mungkin tidak sebaik kerja dengan pintar, tetapi hanya itu yang dia bisa. Jangan salahkan dia, apalagi menghinanya.

Pamanku yang lucu, kau mengajarkanku apa yang tidak diajarkan di kampus manapun. Mengenai kesabaran, kerja keras, keberanian dan rasa saling menghargai. Terima kasih.

01/01/13

Surabaya Bagi Saya

Surabaya, kota penuh cahaya di tengah malam hari, kota terbesar kedua di Indonesia, dan disebut-sebut sebagai salah satu kota trend mode yang berpengaruh bagi style masyarakat Indonesia. Surabaya memikat hati siapapun yang pernah berkunjung ke sana. Sibuknya kota bisnis ini tidak mematikan kehidupan "sampingan" masyarakatnya. Saya jatuh cinta dengan kota ini sejak pertama kali berkunjung. Sudah beberapa tahun belakangan ini saya sering berkunjung ke Surabaya. Maklum, saya memang punya saudara dan rumah di sana. Beberapa bulan yang lalu juga saya melakukan kegiatan magang dan kunjungan akademis di Surabaya.

Surabaya selalu memberikan sesuatu yang baru bagi saya, sesuatu yang pasti teringat sebagai kenangan, sebagai pengalaman, sebagai pembelajaran, maupun sebagai kontemplasi diri. Surabaya memberikan saya kebebasan yang lebih besar ketimbang kota-kota lain yang pernah saya kunjungi. Selain karena memang saya memiliki saudara di sana, saya juga tidak tahu apa-apa mengenai Surabaya dan kehidupan di sana. Saya merasa asing, menjelajah, dan berpetualang.

Banyak kenangan dan pengalaman yang saya dapatkan dari kota buaya dan ikan hiu itu. Saudara-saudara saya di sana selalu memberikan hal-hal baru dan mengejutkan, tidak jarang pula terasa menakutkan. Saudara-saudara saya-lah yang berperan besar memberikan saya kebebasan untuk berekspresi, menjelajah apa yang belum saya ketahui, dan membuka wawasan saya. Diiringi oleh pengalaman saya magang selama satu bulan disana, saya belajar banyak hal mengenai kehidupan yang singkat ini. Meskipun begitu, saya tidak ingin tulisan ini menjadi akhir dari kenangan dan pengalaman saya di kota tersebut. 

Perjalanan ke Surabaya selalu menjadi hal yang istimewa. Saya terkadang ragu untuk ke sana karena tahu bahwa saya tidak akan menjadi individu yang sama lagi sepulangnya dari sana. Takut dan gembira di saat yang bersamaan itu terasa sangat aneh. Kontemplasi diri selalu menjadi tindakan terakhir di perjalanan pulang. Apa yang terjadi di Surabaya selalu menjadi bagian dari kepingan hidup yang masih hilang dari diri saya. Dan senang rasanya jika tahu bahwa saya dinantikan kehadirannya di kota tersebut. Semoga akan ada kesempatan bagi saya untuk bisa lebih lama tinggal di sana dengan alasan yang khusus.

Mengingat Surabaya sama halnya seperti mengingat kekasih lama yang menyenangkan namun berakhir karena kenakalannya. Surabaya akan selalu ada di hati saya, baik diisi oleh kenangan yang indah maupun yang tidak begitu indah. Sedangkan melakukan perjalanan ke Surabaya sama halnya seperti bertemu dengan selingkuhan. Begitu dirindukan namun berbahaya dan memberikan adrenalin tersendiri. Yap, Surabaya. :)