21/02/13

Remnants of My Happiness

To hear your voice from a distance is quite a pain. But if it'll make me stronger, than I'll be fine.
To see you everyday is a pain. But if it'll make me stronger, than I'll try to be fine.
To see you with someone else is a serious pain. But if it'll make me stronger, than I'll try not to fall down.

We've shared almost everything, and now I'm trying to put some distance between us.
To keep the promise that I made to your parents
I'm not going to lie if I'm not sad about us, and you know that.
There was no time that I spend alone without thinking of you.

In the middle of the night, this city has already asleep.
When the star has fallen, the sky was dark and clear, only the moon stood still of it's solitude.
Surrounds me with the memories of us, and I long for you.

Now take care of yourself.
You're remnants of my happiness.

14/02/13

Kerja by Sir Dandy

Aku mendapat firasat,
Aku akan mulai bekerja, 
Kerja dimana,
Aku tak tahu,

Semua orang ingin pergi ke Jakarta,
Dari ujung pulau Papua sampai ujung pulau Sumatera, 
Padahal bekerja di Jakarta seperti di neraka, 
Cuacanya panas, 
Orang-orangnya juga buas, 

Kerja, kerja! 
Ayo kita kerja!
Mumpung masih muda kita kerja apa saja! 
Kerja, kerja!
Pada siapa kau bekerja?
Orang lain yang kaya, 
Kau yang menderita,

Kerja, kerja! 
Ayo kita kerja!
Mumpung masih muda kita kerja apa saja!
Kerja, kerja!
Sampai kapan kau bekerja?
Pergi pagi pulang malam, 
Dibayarnya sama saja, 

Bekerja dan berusaha tidak akan cukup hanya dengan berkata-kata, 

Kerja, kerja!
Ayo kita kerja!
Mumpung masih muda kita kerja apa saja!
Kerja, kerja!
Ayo kita kerja!
Orang lain yang kaya, 
Kita yang menderita, 

Bekerja di Jakarta membuat kita jadi gila, 
Tapi gila juga bisa membuat kita punya pekerjaan,  

Jakarta, kerja!
Kerja, gila!
Jakarta, kerja!
Kerja, gila!
Jakarta, kerja!
Kerja, gila!
Jakarta, kerja!
Kerja, gila!

Gila-gila, kerja!
Kerja jadi gila!
Gila jadi kerja!
Yang gila jadi kerja!

Banyak orang-orang di sekitar kita bisa jadi gila, 
Samping lu, 
Belakang lu, 
Depan lu, 
Kanan kiri lu,
Semua jadi gila,

Jakarta, kerja!
Kerja, gila!
Jakarta, kerja!
Kerja, gila!

Sumber: http://www.youtube.com/watch?v=aVdLUketn0w

13/02/13

Iwan Setyawan dan Karyanya

Pertama kali saya berjumpa mas Iwan Setyawan kalo tidak salah tahun 2010 di Yogyakarta. Kala itu, Forum For Indonesia (organisasi tempat saya bernaung) mengadakan Grand Launching. Dan salah satu bintang tamunya adalah mas Iwan sebagai penulis buku "9 Summers 10 Autumns". Sejujurnya saya belum membaca dan bahkan tidak tahu tentang buku tersebut, haha. Saya mulai tertarik dengan bukunya setelah sesi materi dari mas Iwan di acara tersebut yang memukau. Tidak lama kemudian saya jadi candu dengan karyanya.

Buku "9 Summers 10 Autumns" bercerita mengenai perjuangan seorang anak sopir angkot yang bisa memperbaiki tak hanya taraf hidupnya, namun juga keluarganya. Tidak berhenti disana, baru-baru ini buku "Ibuk," juga sudah keluar dan baru selesai saya baca. Buku kedua tidak jauh berbeda dengan buku pertama mas Iwan, hanya saja lebih berfokus kepada perjuangan orang tua sang anak (yang sebenarnya adalah kisah nyata mas Iwan sendiri) untuk membesarkan anak-anak mereka agar memiliki nasib yang lebih baik. Gaya penulisan yang dipakai sangat mudah dimengerti, ini membuat keduanya bisa dibaca oleh semua kalangan. Untuk kritiknya, mungkin saya akan lebih menyorot bahasa Jawanya yang sering dipakai di buku kedua, haha. Yah, saya maklum karena mas Iwan kan aslinya orang Malang. Jalan ceritanya bagus, sangat dekat dengan kehidupan. Sayang, mas Iwan tidak bercerita lebih banyak tentang masa remajanya saat kuliah. Saya penasaran dengan gaya hidup dan lika-liku perjalanan remajanya, karena saya merasa sebagai mahasiswa memiliki banyak rintangan yang harus dihadapi.

Saya pribadi sangat suka dengan semua karya (walaupun karya pertama mas Iwan, yakni kumpulan foto-foto di Malang tidak saya beli) mas Iwan. Kedua bukunya menyisipkan pesan moral yang sangat kuat. Emosi saya terus diputar seiring dengan berjalannya cerita. Sebagai seorang lelaki, saya mendapatkan sentilan keras bahwa misi kita bukanlah hanya menjadi pribadi yang sukses untuk diri kita sendiri, namun juga untuk mereka yang kita sayangi. Dalam buku Ibuk, misi Bayek (tokoh utama) tidak berhenti sampai dia sukses bekerja di Jakarta hingga ke New York, Bayek ingin memenuhi janjinya kepada orang tuanya untuk membahagiakan mereka dan kakak-kakaknya. Buku Ibuk juga membuat saya lebih menyayangi orang tua saya, dan mencoba untuk tidak mengecewakan mereka atas setiap langkah yang saya ambil.

Semenjak saya bertemu mas Iwan dan membaca karyanya, saya jadi ingin menulis dan memulainya dari Blog. Dari tulisan mas Iwan saya mengerti sesuatu, mungkin apa yang telah kita lalui dan kita rasakan dapat menjadi inspirasi bagi orang lain. Setiap orang adalah buku yang unik, memiliki jalan cerita dan tokohnya sendiri-sendiri. Jika ingin memulai untuk menulis, mengapa tidak mencoba dari menulis mengenai kehidupan/diri sendiri? Sekarang mimpi saya ingin menjadi pribadi yang lebih baik dari mas Iwan, saya gak mau kalah, hehe.

Makasih mas Iwan, saya jadi rajin nulis gara-gara karyamu. Ditunggu ya karyanya yang lain! Indonesia membutuhkan lebih banyak kisah humanis dan real seperti karyamu, bukan novel cinta-cintaan yang cuma bisa bikin galau atau buku pencari simpati untuk kepentingan politik. Semoga mimpi mas Iwan untuk merubah nasib dua-tiga anak sopir angkot menjadi kenyataan. :)

Saya dan Iwan Setyawan saat acara Grand Launching FFI di Yogyakarta (ternyata orangnya lebih kecil dari yang saya bayangkan, haha)

Tentang "Life of Pi"

Sudah kedua kalinya saya melihat film "Life of Pi", namun hati ini masih penasaran dan senang dengan cerita yang disajikan. Bagi beberapa teman memang sangat kurang afdol kalo saya belum membaca novelnya, tapi saya sudah keburu senang dengan filmnya dan malas membaca novelnya karena sudah tahu sebagian besar isi cerita jadi saya engga membacanya.

Kisah tentang seorang anak India yang terdampar di tengah lautan Pasifik bersama seekor harimau bernama Richard Parker ini menggugah kembali hati dan pikiran saya mengenai Tuhan. Dengan diselimuti oleh pengalaman-pengalaman ajaib Pi, saya melihat mukjizat dan harapan dari Tuhan. Pi, seorang penganut tiga agama (Hindu, Kristen, dan Islam) masih mencari arti kebenaran Tuhan dalam hidupnya hingga mengalami tragedi terdampar tersebut.

Bagi saya, kisah ini sangat penuh dengan makna religius. Perkenalan Pi dengan ketiga agama membuka kembali pemikiran saya bahwa agama diperkenalkan oleh manusia, karena itu sampai kapanpun kita tidak akan pernah tahu arti sebenarnya dari agama. Meskipun terkesan mengembalikan kembali keyakinan kita mengenai Tuhan dan agama, kisah ini memberikan pemikiran yang mendalam mengenai kepercayaan. Karena pada akhirnya pilihan akan jatuh ke tangan kita, kita memilih untuk percaya atau tidak?

Perkataan Pi mengenai iman benar-benar menusuk saya. Secara garis besar mungkin seperti ini, "Iman adalah sebuah bangunan yang penuh dengan ruangan, yakni agama. Terserah kepada setiap individu di ruangan mana mereka akan menempa iman mereka. Dan keraguan tentu selalu ada di setiap lantainya. Keraguan sangat berguna untuk tetap membuat iman hidup dalam diri kita"

08/02/13

Rindu

Aku ingin menjadi sesuatu yang kau rindu,
yang selalu hangat setiap kali bertemu,
dan membuat bibirmu kelu.

Aku ingin kau tetap bersamaku,
meski yang lain datang dan pergi menemaniku,
karena aku tahu kau akan selalu berada di tempat itu.

Aku tahu kau akan resah dan gelisah tak menentu,
karena tak akan pernah ku tutup pintu hatiku,
bagiku,
jodoh di tangan Tuhanku.