09/11/15

The Idiot: Si Bodoh yang Suci

Sudah sangat lama saya tidak menulis review tentang buku yang saya baca. Bukan hanya karena kesibukan saya sehari-hari yang menghambatnya, namun bacaan saya kali ini juga menjadi salah satu faktor yang memperlambat kecepatan membaca saya. Tercatat di akun Goodreads saya bahwa saya telah menghabiskan waktu kurang lebih 16 bulan untuk membaca buku setebal 643 halaman ini.

Novel The Idiot karya Fyodor Dostoyevsky merupakan salah satu literatur sastra yang sangat sulit untuk saya mengerti sejauh saya membaca berbagai macam literatur. Ya, ini adalah kali pertamanya saya membaca literatur sastra Rusia. Saya tertarik membaca literatur sastra Rusia setelah mendengar beberapa teman saya yang telah membacanya, dan memang, saya sudah diperingatkan tentang tingkat kompleksitasnya.

Dari sekian banyak versi terjemahan Bahasa Inggris dari The Idiot, saya membaca versi terjemahan Henry dan Olga Carlisle yang dipublikasikan pertama kali pada tahun 1969. Sebelum saya menulis tentang review ini, saya mencari banyak sekali contoh cara me-review literatur Rusia, dan ternyata kebanyakan orang memang mengalami kesulitan dalam menulis review tentang literatur Rusia tanpa harus membahas keseluruhan kisahnya.

Tentang Fyodor Dostoyevsky
Saya ingin sedikit berbagi informasi mengenai sang penulis novel, yakni Fyodor Dostoyevsky (1821-81). Beliau telah menuliskan banyak karya-karya hebat yang masuk ke dalam zaman keemasan literatur Rusia, diantaranya ada: Crime and Punishment, The Idiot, The Possessed, dan The Brothers Karamazov. Melalui karya-karyanya, kita dapat melihat dunia melalui kacamata filosofis tentang harapan dan pengampunan melalui penderitaan.

The Idiot merupakan karya favorit Dostoyevsky sendiri. The Idiot merupakan kanvas hidup Dostoyevsky yang kala itu saat proses penulisan berada di tahap kehidupan yang benar-benar berat. Sebelum ia mulai menuliskan naskah The Idiot, Dostoyevsky sedang dalam tahap menuju pernikahan dengan istri keduanya Anna Grigoryevna. Anna yang merasa tidak disukai oleh mertuanya serta kondisi ekonomi Dostoyevsky yang dikejar-kejar oleh penagih hutang, akhirnya mengajak Dostoyevsky untuk pergi dari Rusia pada tahun 1867.

Kebiasaan buruk Dostoyevsky dalam berjudi semakin mempersulit keadaan ekonomi keluarga kecilnya. Dostoyevsky dan Anna harus menggadaikan hampir semua barang-barang yang mereka miliki untuk tetap bisa makan. Keadaan diperparah oleh kondisi kesehatan Dostoyevsky yang memburuk akibat epilepsi saat ia tengah menulis naskah The idiot. Puncaknya adalah ketika Sonya, putri Dostoyevsky, meninggal di umur dua-setengah tahun. Kita bisa melihat bagaimana hal-hal pribadi Dostoyevsky sangat mempengaruhi alur cerita serta gaya penulisannya yang menurut saya semakin gelap dan tragis di pertengahan hingga akhir kisah The Idiot.

The Idiot: Si Bodoh yang Suci
Novel ini mengisahkan perjalanan Pangeran Lev Nikolayevich Myshkin, seorang lelaki keturunan keluarga bangsawan tertua di Rusia, yang kembali ke Rusia setelah menghabiskan beberapa tahun hidupnya di Swiss untuk mengobati penyakit epilepsi yang dideritanya walau tidak bisa sembuh total. Myshkin kemudian datang ke St. Petersburg dengan harapan dapat menemui satu-satunya kerabat keluarganya yang tersisa.

Setelah Myshkin bertemu dengan kerabatnya, Myshkin mulai diperkenalkan dengan karakter-karakter lainnya yang turut membangun dinamika kisah The Idiot. Kejujuran dan sifat pemaaf Myshkin dianggap sebagai kenaifan dan kemunafikan oleh para bangsawan Rusia dan dia dikenal sebagai si bodoh yang suci. Hal ini akhirnya membawa Myshkin pada tragedi cinta di antara dua wanita: Nastassya Filippovna, disebut sebagai wanita paling cantik se-Rusia, dan Aglaya Yepanchin, putri terakhir dari keluarga bangsawan terhormat, Yepanchin.

Kecantikan Nastassya menarik hati semua pria yang pernah ia temui, tak terkecuali Myshkin. Namun, sayangnya, ketika Myshkin melamar Nastassya, ia menolaknya meskipun sejujurnya ia mencintai ketulusan serta kejujuran Myshkin yang tidak pernah ia temukan di dalam diri pria lain. Nastassya merasa tidak pantas untuk Myshkin karena selama ini ia telah banyak berbuat dosa, tidak cocok dengan Myshkin yang suci. Setelah hilangnya Nastassya, Myshkin menjadi dekat dengan Aglaya yang pintar. Kepintarannya mengintimidasi pria lain, namun tidak dengan Myshkin. Bagaikan cawan yang kosong, Myshkin selalu menerima perkataan dan perbuatan Aglaya terhadap dirinya yang terkadang terkesan merendahkan dirinya.

Keadaan menjadi rumit setelah Nastassya mengetahui kedekatan Myshkin dengan Aglaya dan bermaksud kembali untuk merebut Myshkin. Myshkin harus memilih, dan menurut saya, pilihannya untuk menerima Nastassya kembali dan membuang Aglaya merupakan esensi dari kisah The Idiot.

Myshkin merupakan seseorang yang digambarkan sangat suci oleh Dostoyevsky. Dalam perbincangannya dengan editor dari perusahaan penerbitnya, ia menjelaskan bahwa:

"The idea of Prince Myshkin is as a perfectly, wholly beautiful man,"

Ide awal The Idiot adalah untuk memberikan perspektif yang tidak terkekang oleh unsur moral kepada para pembacanya. Dostoyevsky menempatkan karakter Myshkin di tengah peradaban Rusia yang penuh dengan perlombaan kekuasaan, materialisme, dan budaya para bangsawan yang saling menggunjing satu sama lain. Dostoyevsky memberikan kebebasan kepada pembaca untuk berpihak tanpa menyatakan ada yang benar atau salah, terutama pada sang karakter utama, Myshkin.

Tentang Cinta, Kasih Sayang, dan Penyesalan
Seiring perkembangan cerita, novel ini berubah menjadi kisah tragis yang dipenuhi oleh kekacauan dan fatalisme. Chapter Eleven dan Chapter Twelve merupakan chapter penutup yang juga menjadi bagian favorit saya. Pada bab terakhir diungkapkan bahwa Rogozhin, karakter pertama yang dipertemukan dengan Myshkin dan menjadi sahabatnya, yang juga mencintai Nastassya, akhirnya menikahi Nastassya dan membunuhnya.

Kebimbangan Nastassya menjadi titik klimaks dan kehancuran hampir seluruh karakter di novel ini. Setelah kembali  dan berhasil menarik hati Myshkin, ia membatalkan pernikahannya dengan Myshkin dan kabur berasma Rogozhin. Nastassya memahami bahwa semakin dirinya mengejar Myshkin, semakin yakin bahwa dirinya tidak pantas menerima kasih sayang Myshkin. Nastassya mengerti dan sudah tahu bahwa pada akhirnya dia akan mati di belati Rogozhin. Sebuah akhir yang luar biasa!

Kisah ini merangkum tiga hal di sub-judul dengan cara yang menakjubkan. Dostoyevsky menjelaskan kasih sayang (compassion) yang menjadi bentuk tertinggi dan paling mulia dari cinta harus berasal dari semua orang, dan dalam kisah ini, kasih sayang harus ada di diri Rogozhin. Sayangnya, Rogozhin tidak memiliki kasih sayang tersebut dan Myshkin tidak bisa berbuat apa-apa. Sebagaimana dijelaskan oleh Gary Rosenshield, Professor of Slavic Language and Literature di University of Wisconsin, Madison:

"Myshkin's despair comes not from his inability to feel compassion, he feels compassion for everyone, but his realization that his compassion alone cannot save Nastassya Fillipovna. For Nastassya to be saved, the compassion must come from Rogozhin, who hate her as intensely as he loves her. But his love for her, unlike Myshkin's, is born not out of compassion, but passion for complete possession."


This is a very wonderful, yet complicated story.

03/11/15

A Day as A French

Bonjour! Good afternoon monsieur and madmoiselle. It's been awhile since my last review about the best hangout spot(s) in town. Well, actually I already have visited one place that blown my mind since the first time I saw that place. In this occasion, I will tell you how it is like to be a French for a day, haha.

I have made a very big decision last month, approximately in the early October. I am resigning from my previous office which is the most creative agency in the world. Many people trying to get there (seriously, the test is also quite hard for me tho to be hired there) but in the other hand I decide to quit. Well, the reason of it is very personal, in short, I was planning to move to another city so I can be closer to my girlfriend. But shit happen, and I was dumped by her few days after my resignation. Anyway, enough with the sad story, I want to introduce you to Sophie Authentique!


The front side of Sophie Authentique


I invited my colleagues for a farewell there. I have been visiting Sophie Authentique for quite some time before and it has a special place in my heart. Yup, it looks small right? But don't get it wrong! The interior is the best part of it!


The interior of Sophie Authentique


How is it? It looks comfortable right? Hehe. When I went there with my colleagues, we were greeted by the manager itself, Mr. Alexis Malaise. If I was not mistaken, he is the son of Sophie, the founder, and yes, that day is the day of my luck, I also met her. So I decide to have a conversation with both of them.

Sophie didn't want me to take a picture of her, so instead I take a picture with Alexis!

Sophie Authentique was originally established to sell many kinds of pastries and breads (of course they are French pastries and breads). Sophie, the founder, is really love to cook French home food and when she found out that there is no good bakeries nearby, she had this idea to create a good one. Since then, Sophie Authentique grew very fast. Now, they have three places across Jakarta.

When I ask Sophie about the food, she said that basically the food in Sophie Authentique are simple. They are home food, foods that served by the moms to their child in French, just like Indonesian home food. The most interesting point of Sophie Authentique for me is how they sell simple food and introduce their (French) daily meals to us. They didn't sell you something extraordinary, they just want you to try a French mom's cook.

Wanna see their menu? Let me share you mine at that afternoon:

Yes! This is my favourite! Baguette smoked ham! I order it along with fresh milk. What a day!

With its cool interior, fast internet speed, lots of foreigner drop by, and good friends, yes, this is the best hangout spot in town! 

For more details, please visit: sophieauthentique.com

02/11/15

2 November 2015

Hi,

How are you? Are you doing well there? Have you eat your dinner? How's your day? Sorry, I can't hold myself. It's been almost a month since our break up and you haven't replied anything from me. Are you happy there? How's your friends? How's your, special, friend? Sorry. Sorry if I am always judging you. I am sorry.

It's my first day in the new office. The workload seems to be not as heavy as the previous one. I came home at 6 pm and I took the longest bath ever. It took one and a half hour for me to stay in the shower and listening to sad songs. I am crying, sitting, and then shouting. I scream your name. I miss you.

Hi,

You must have felt very annoyed with me now. With all of my emails and all the stupid things that I've done, you just simply get enough of me. I've called your friends just to know your condition. But then I always ended up crying, regretting. I know that you said he's not a special person, but still, the way you post everything and spend your day with him, it burns me. I know. I have no right any more to be mad at you. No, I never have the right for that since the first time we met. You are always free.

I keep imagining that after office I would go home and you would call, or at least greet me with your warm love. Then I will take a shower and video call you. We talk and talk, forget about the hour. And I will see you fallen asleep. It will be a pleasant time. 

You are beautiful. You are beautiful without your make up, you are beautiful when you wake up in the morning. I keep remembering how you used to wake up in the morning. I will kiss you and see your smile. I will hug you and say that I love you. Then we fall back to sleep, wishing that we will keep like that forever.

But.

You are not here.

You are not here for me any longer.

You have been far away.

Your heart is no longer mine.

Your heart....

Has been freed.

While I'm stuck. I'm stuck between our memories. I still can't accept the reality that you are no longer mine. The reality that you don't want to contact me any more. Despite all the things we have been through. Despite all the sweet things that you have said to me. Despite all the things that we've promised together. Despite the picture of our future that we've drawn together. Despite the love we've felt for these years. Despite everything.

How are you Roselyn? I wish you happy.

I still love you. 

This much.

Always.

I am so sorry.