Selamat malam! Apa kabar? Semoga bahagia selalu ya! Minggu ini gue absen dulu untuk me-review hangout places karena keterbatasan waktu dan tempat. Eits, tapi jangan pergi dulu! Karena gue ingin menggunakan kesempatan kali ini untuk menuliskan sebuah pemikiran, semangat, dan harapan yang udah lama ingin gue tulis tapi gajadi-jadi terus. Gue mau nulis tentang kejadian yang beberapa hari ini heboh banget di dunia nyata maupun di dunia maya. Yup, gue mau nulis opini gue tentang same-sex marriage.
Akhirnya, legal juga!
Tanggal 26 Juni 2015 menjadi hari baik bagi kaum LGBT (kok gue ngerasa aneh ya pakai istilah "kaum"?) di Amerika Serikat karena Supreme Court melegalkan pernikahan sesama jenis. Negara Amerika Serikat (selain merupakan negara adidaya) adalah negara yang sering atau suka banget gue perhatiin. Pergerakan politik dan sosialnya selalu memberikan hawa baru bagi dunia internasional. Sejak memerdekakan diri dari Inggris (correct me if I'm wrong), menghapuskan sistem perbudakan, pergerakan kesetaraan kulit hitam, hingga pemberian hak suara bagi semua warganya, Amerika Serikat selalu menjadi pusat perhatian dunia. Bahkan, meski bukan merupakan negara pertama yang melegalkan pernikahan sesama jenis, Amerika Serikat tetap mendapatkan sorotan dari negara-negara di dunia. Lalu apa hubungannya dengan gue?
Gue mendukung pernikahan sesama jenis. Bukan, itu bukan berarti gue seorang homoseksual, gue adalah seorang pecinta wanita, azeeek. Anyway, I support same-sex marriage simply karena gue merasa bahwa pernikahan atau bersatunya suatu pasangan adalah hak mendasar setiap manusia, hak semua orang untuk bisa bersatu dengan orang-orang yang dicintainya, and that's also mean for those who have a same-sex partner.
Pernikahan sesama jenis dan pernikahan beda agama
As some of you may know, gue juga mendukung pernikahan beda agama. Hal ini didasari oleh keadaan gue yang sekarang juga sedang menjalani hubungan beda agama. Menurut gue, dua hal ini berbagi inti pesan yang sama, yakni hak mendasar setiap manusia untuk bisa bersatu dengan orang-orang yang dicintainya. Gue tahu bener rasanya menjalin hubungan beda agama, yang menurut gue juga mungkin dirasakan oleh orang-orang yang menjalani hubungan sesama jenis, yakni resistensi dari banyak pihak.
Ketika gue melihat dan membaca berita tentang ini, gue seneng banget. Gue merasa simpati, mungkin juga empati, dengan mereka yang sudah lama sekali memperjuangkan hal ini. Sayangnya, di Indonesia malah terjadi sebaliknya, Mahkamah Agung menolak permintaan untuk melihat kembali undang-undang pernikahan, which mean negara (dan masyarakat) Indonesia masih belum bisa menerima adanya pernikahan beda agama.
Hukum menjadi solusi dan awal mula yang bagus kalo kata Macklemore. Ketika hukum, dalam hal ini negara, memandang semua orang itu sama, equal, dan melindungi hak semua orang, semua warga negara untuk dapat bersatu dengan orang-orang yang dicintainya, maka secara perlahan pola pikir masyarakat juga akan berubah. Pergolakan sosial yang terjadi di masyarakat memang akan selalu berubah dari zaman ke zaman, semua itu pasti ada pro-kontranya, tapi gue percaya banget, cinta itu datang bukan karena pilihan, tapi udah dari sananya.
Alasan-alasan inilah yang membuat gue mendukung same-sex marriage. Alasan-alasan ini yang ikut membentuk gue menjadi pribadi yang seperti sekarang.
"No freedom 'til we're equal, damn right I support it"
Macklemore & Ryan Lewis - Same Love