01/05/12

Pertarungan Kekuasaan: Legitimasi dan Gerakan Massa

Banyak peristiwa pemberontakan yang terjadi di berbagai belahan dunia. Baik yang berskala domestik, maupun global. Pemberontakan merupakan salah satu wujud ketidakpuasan yang umumnya ditujukan kepada pemerintah atau penguasa yang biasanya memiliki legitimasi untuk berkuasa secara sah, meskipun terkadang ada yang tidak. Dari sini kemudian timbul pertanyaan, bagaimana pertarungan kekuasaan ini akan berjalan dan berakhir antara mereka yang memiliki legitimasi untuk berkuasa dengan mereka yang memiliki kemampuan untuk menggerakkan massa?

Kekuasaan merupakan kekuatan untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, baik secara sadar, tidak sadar, terpaksa, maupun tidak terpaksa. Konflik antar manusia tidak pernah bisa lepas dari permasalahan kekuasaan, karena sifat dasar manusia selalu menginginkan penambahan kekuasaan atau hanya sekedar mempertahankan kekuasaannya.

Pemberontakan yang sering terjadi dalam lingkup suatu negara tidak melulu bercerita mengenai pemerintah yang buruk, korup, jahat, dan lain-lain, yang kemudian digulingkan oleh mereka yang merasa dapat memerintah dengan lebih baik. Dalam beberapa kasus, pemberontakan dapat dimaknai tidak lebih dari usaha untuk memperkaya diri beberapa golongan dengan cara menggulingkan pemerintah yang berkuasa. Hal ini terjadi karena seringkali kekuasaan dipandang sebagai cara untuk mendapatkan kekayaan, atau kasarnya siapa yang berkuasa, dia yang kaya. Masing-masing kasus memang memiliki ceritanya tersendiri, siapa yang menjadi pahlawan dan siapa yang menjadi penjahat, tetapi siapakah yang kemudian dapat memenangkan pertempuran kekuasaan ini?

Dalam perkembangannya, dunia telah mengenal kebebasan yang dibungkus dalam istilah demokrasi. Manusia meneriakkan dan memperjuangkan kebebasan. Argumen ini saya gunakan kemudian untuk menyangkal kekuasaan yang didapatkan melalui paksaan dan mengaitkannya dengan kekuatan untuk mempengaruhi pihak lain. Karena penggunaan soft power kian meningkat ketimbang penggunaan hard power dewasa ini.

Penggunaan kekuasaan melalui legitimasi kekuasaan seringkali berakhir pada pemaksaan. Sebagai contoh, jika kita mengambil contoh kasus dimana pemerintah berperan sebagai penjahat, penggunaan aparat penegak hukum dan militer hanyalah merupakan masalah komando dan terkesan sebagai sebuah alat untuk mempertahankan kekuasaan rezim pemerintahan tersebut. Kekuatan kekuasaan ini tentu besar karena pemerintah memiliki akses penuh untuk menggerakkan alat negara (penegak hukum dan militer).

Sedangkan penggunaan kekuasaan melalui penggerakkan massa selalu dilakukan dengan kesepakatan dan persuasi. Sebagai contoh, jika kita mengambil contoh kasus dimana pemerintah masih berperan sebagai penjahat, rakyat akan melakukan observasi dan kesepakatan bahwa apa yang dilakukan pemerintah memang tidak lagi demi kepentingan rakyat sehingga diperlukan berbagai macam aksi untuk menyelesaikan permasalahan ini, salah satunya penggerakkan massa. Rakyat akan berbondong-bondong mengajak satu sama lain untuk memperbesar jumlah dan menggerakkan massa yang pada umumnya bertujuan untuk menggulingkan rezim pemerintah yang berkuasa.

Jika dilihat sekilas, penggunaan kekuasaan dengan penggerakkan massa tentu akan memenangkan pertarungan ini melawan mereka yang menggunakan legitimasi kekuasaan karena tindakan represif yang terlalu keras akan menimbulkan perlawanan yang lebih keras lagi (jangan lupa dukungan internasional juga sangat berpengaruh). Tapi jika ditelaah lebih jauh, ini akan mengarah ke besar pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh masing-masing pihak. Sebagai contoh, pemerintah ini belum tentu jahat, mungkin saja ada kebijakan yang menguntungkan banyak pihak sehingga selain memiliki legitimasi kekuasaan untuk menggerakkan alat negara, pemerintah ini juga mampu untuk menggerakkan massa yang pro pemerintah.

Pada akhirnya, saya memandang ini dari kacamata pribadi sang pelaku. Apakah pemimpin pihak pemerintah atau pemberontak memiliki pribadi yang cukup, kharisma, dan pembawaan untuk menjadi figur publik yang mampu mengantongi dukungan dari banyak kalangan. Semakin dia bisa mempengaruhi pihak lain maka semakin besar kemungkinannya untuk memenangi pertarungan kekuasaan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar