Beberapa hari yang lalu saya baru saja mengunjungi museum Affandi yang ada di Yogyakarta. Affandi Koesoema adalah seorang maestro lukisan terkenal dari Indonesia pada tahun 1940-1990. Beliau juga menjadi saksi atas perjuangan Indonesia dalam memerdekakan diri. Salah satu karyanya yang terkenal pada saat masa perjuangan adalah poster "Boeng Ajo Boeng!" yang sejarahnya menurut saya lucu. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan berkunjung ke museum Affandi.
Ketertarikan saya terhadap seni rupa mungkin sudah ada sejak saya duduk di bangku SD. Kakak saya adalah inspirasi saya, kami berdua dulu senang menggambar bersama. Dari sana saya seringkali secara sengaja menggambar di halaman paling belakang buku pelajaran saya. Tapi entah semenjak kapan saya berhenti menggambar. Dan terkadang, perasaan ingin menggambar selalu menghantui saya.
Saya selalu menganggap seni sebagai kekurangan saya. Bukan maksudnya saya tidak menyukai seni, bahkan mungkin saya sangat menyukai seni, tapi mungkin terkadang saya kurang memahaminya. Maksud saya dengan kekurangan adalah saya selalu bingung jika ditanya bisa apa dalam seni. Berseni bisa banyak artinya, tidak hanya menggambar atau hanya bermusik. Berseni teater atau akting juga bisa disebut seni. Masalahnya, saya tidak menguasai satu pun.
Kunjungan saya ke museum Affandi membangkitkan gairah saya untuk berseni. Memang, saya pernah diajarkan bermain gitar oleh kakak saya yang juga menginspirasi saya untuk menggambar, tapi tidak terlalu serius. Sekarang saya merasakan dilema untuk menjawab permasalahan ini. Haruskah saya mendalami permainan gitar saya? Atau saya belajar melukis dari nol? Jujur saya lebih condong ingin melukis karena lebih bisa mengekspresikan apa yang ada dalam perasaan saya. Tetapi kemudian, dengan ketersediaan waktu dan biaya, apakah semuanya memungkinkan?
Seorang sahabat pernah berkata, "tidak ada kata terlambat untuk belajar". Mungkin melukis bisa menjadi sisi lain kehidupan saya. Atau mungkin juga Anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar