Oke, mungkin tulisan ini akan sangat nyeleneh, tapi ini yang ada di pikiran saya. Anda boleh bilang bahwa saya mungkin terlalu muda untuk membicarakan ini atau masih berpikiran pendek, tapi tak masalah kan bila saya angkat bicara?
Hal ini bermula ketika saya melihat kakak (laki-laki) tertua saya datang ke rumah di Jakarta bersama istrinya, he looks awful, trust me. Apa yang membuat saya berkata demikian? Entah ini terjadi dengan semua pengantin baru/pasangan suami istri lama ataupun baru, atau hanya terjadi kepada kakak saya. Tetapi tentu ini bias dijadikan contoh untuk saya kedepan. Segala kebutuhannya disiapkan oleh istrinya! Pasti Anda akan langsung berpikir, lho? Apa yang salah dengan itu? "Kebebasan". Ya, saya mempertanyakan tentang kebebasan. Apakah kakak saya turut mengambil peran dalam keputusan penyediaan kebutuhannya tersebut?
Mari kita ambil beberapa contoh, seperti pakaian. Karena ketika saya tanya tentang pakaiannya, yang waktu itu saya kurang cocok melihat dipakainya, dia hanya menjawab bahwa itu adalah pilihan istrinya. Lalu ketika ia ingin membeli pakaian, uangnya ternyata dipegang oleh istrinya. Dan yang terakhir, ketika dia bermain dengan saya di kamar bersama kakak-kakak saya yang lain, kamar tempat ia tidur dengan istrinya telah dikunci dengan alasan terlalu lama bermain. Get it, guys? Isn't it suck? Gak peduli seberapa cantiknya istri kita, tapi kalo sudah seperti itu, bagaimana?
Oke, mungkin contohnya terlalu ekstrim. Saya akan mencoba menjabarkan beberapa benefit and cost yang terlintas di pikiran saya mengenai pernikahan.
- Pernahkah kalian membayangkan akan bertemu orang yang sama selama sisa hidup kalian? Seorang wanita yang sama, di tempat yang sama, selama lamanya?! Oke, mungkin ini bukan horor jika kalian mendapatkan pasangan hidup seorang miss universe. But seriously, siapkah? Oke saja jika kita selalu bertemu dengan kondisi yang baik, bahagia, senang. Tapi jika sedang marah, bagaimana? Ambil contoh ketika kita sedang pacaran, kita saling marah, kita masih bisa tidak bertemu, menghilangkan penat bersama teman-teman, atau sekedar melupakan wajah pasangan kita karena kesal, tapi jika sudah menikah bagaimana? Akankah kita menghindari masalah seperti itu?
- Saya tidak tahu apakah ini budaya, kebiasaan atau sifat. Tapi setiap kali saya melihat pasangan suami istri, kemana-mana selalu bersama. Oke saja jika ke tempat yang memang diperuntukkan pasangan. Tapi jika kita pergi ke club, dan semacamnya yang merupakan tempat dimana kita bisa "sendiri", bagaimana? Tak ada lagi kata-kata seducing, flirting, kecuali ke istri kita! OMG! I can't imagine it! Dan saya rasa jarang sekali atau bahkan tidak ada pasangan suami istri yang salah satunya menikmati waktunya sendiri, ambil contoh ke luar negeri atau bermalam di hotel di suatu tempat wisata, seperti itu. Masih bisakah kita melakukan hal-hal yang harusnya kita dapat nikmati sendiri?
- Menikah bukanlah hal sulit, yang sulit adalah menjalankan dan melanjutkannya. Oke, ada beberapa dari kita yang mampu dan tidak mampu, tapi pasti semua orang menginginkan pernikahan yang mewah karena itu merupakan kejadian satu kali seumur hidup. Berapa biaya yang dibutuhkan? It's not cheap, exactly. Biaya yang harus dikeluarkan untuk memulainya saja sudah bisa sangat besar, apalagi melanjutkannya? Harga menyewa tempat pernikahan, catering untuk para undangan, hiburan, lalu jika sudah menikah membeli rumah/tempat tinggal, perabotan, banyak sekali kebutuhan! Nanti jika sudah memiliki anak harus memikirkan biaya pendidikan, asuransi kesehatan, dan lain-lain! Waaa, my head gonna explode!
Mungkin masih banyak yang terlintas di pikiran kita, dan mungkin bisa kalian pikirkan sendiri. I mean, sudah jelaskan kenapa saya berpikiran bahwa pernikahan itu suatu masalah yang serius bagi saya? Mungkin saya terlalu melihat sisi negatif dari sebuah pernikahan, karena banyak sekali sisi positif yang bisa kita lihat. Menghabiskan waktu dengan orang yang kita cintai bukankah itu hal yang kita idam-idamkan? Memiliki keturunan, dan menjadi sebuah keluarga yang sempurna, bukankah itu impian?
Tapi namanya juga manusia, itulah yang terbersit di pikiran saya. Saya rasa saya tidak akan menikah di umur muda, banyak yang masih mau saya lakukan, keliling dunia, menjadi kaya raya, dan menjamin kehidupan saya terlebih dahulu. Haha, sounds very selfish right? But that's me. Banyak yang berkata, menikahlah di waktu sulit, jadi ketika kalian sudah mapan keluarga kalian akan kuat. But I think it's not right. Menikahlah ketika kalian sudah siap dan mampu menjamin keluarga kalian. Apa gunanya menikah ketika membeli rumah saja belum bisa, untuk makan berdua saja susah? Jika sudah punya anak, apakah tidak bertambah sulit? Bagaimana dengan kalian? :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar