20/08/15

Makan Enak Gak Harus Mahal

Daaaaaaaaaaaamn! Udah lama banget nih gak nulis di blog. How are you peopleeee? Wazzzzzuuuup? How's life? Great? Glad to hear that! Udah 2 bulan ya ternyata, ckck. Sebelumnya mau mohon maaf lahir batin dulu ya, maaf tidak memenuhi janji untuk nulis setiap minggu, hiks. Gue tersesat dalam kehidupan *halah. Well, anyway, I get my life rhythm back! I'm gonna write again yaw!

Sesuai dengan judul, kali ini gue mau me-review sebuah tempat makan yang murmer yang secara gak sengaja gue temukan di arah pulang ke kosan. This is the first time I eat EMPAL GENTONG. Yup, Empal Gentong, makanan khas Jawa Barat yang sering dibilang makanan khas Betawi juga (correct me if I am wrong ya). Begini kisahnya...

***

Malam itu seperti biasa saya pulang sekitar jam 8an malam dari kantor. Saya melihat sebuah warung kopi cukup besar yang ramai sekali. Namun saya melihat ada pikulan di depan warung kopi tersebut dengan ketupat bertengger di atas pikulannya. Warung kopi itu nampak jelas dari luar, namun pikulan di depannya nampak ramai dengan orang. Well, sh*t! Let's try to find out!


Ooo, ternyata ada something di pikulan tersebut, Tanpa banyak basa-basi, saya tanya, "Pak, ini apa ya?", and he said, "Empal Gentong".

Empal Gentong? What is that yo? Norak banget ye gue. Yaudah gue langsung pesen, "Pesen satu ya pak, yang paling enak." Dengan banyaknya antrian, si bapak langsung mengolah dengan cepat, dan gue iseng aje foto.


Setelah doi ngolah pesenan gue, gue lihat dan telaah baik-baik nih makanan, and daaaaaaaaaaamn! This is look so delicious!


Empal gentong dengan paru! Wait, is it still can be called as empal gentong? I don't know, tapi yang pasti rasanya unik! Asin, manis, gurih, semua campur jadi satu di mulut.

***

Enough with the picture ya, I know you are hungry now, haha. Jadi setelah gue makan dan kenyang, gue ajak si bapak ini buat ngobrol (sorry, I forgot to take his picture).

Namanya Bapak Ali, beliau sudah jualan empal gentong pikul ini selama 10 tahun. Bapak Ali belajar masak empal gentong dari baba-nya, yang juga penjual empal gentong selama 40 tahun. Bapak Ali meneruskan usaha baba-nya setelah si baba jatuh sakit dan gak bisa jualan (no worries, he is still in good shape dan ikut nimbrung masak serta ngobrol tadi). 

Bapak Ali adalah mantan caddy dan pelatih golf. Doi meninggalkan pekerjaannya karena memilih untuk meneruskan usaha baba-nya. Surprisingly, pendapatan dari penjualan empal gentong ini twice than his salary per month, haha. Ya akhirnya beliau serius menjalankan bisnis ini. Semua pegawainya adalah anggota keluarganya. Ada baba-nya, om-nya, tantenya, keponakannya, sampai adeknya, semua bantu jualan empal gentong.

Berawal dari kesukaannya terhadap empal gentong (plus insiden baba), doi berani improvisasi dengan campuran ketupat sayur. And this is the answer of the unique taste I have described to you before! Damn, this man is good! Terhitung 50 tahun sudah empal gentong ini ada di daerah Patal Senayan. Bapak Ali mengundang saya untuk sewaktu-waktu nanti main ke rumah untuk belajar bikin empal gentong, haha.

Sayangnya perbincangan kami tidak berlangsung lama karena pengunjung yang terus berdatangan dan membuat Bapak Ali sangat sibuk. Empal gentong Bapak Ali buka jam 3 sore dan tutup jam 9 malam (6 jam doang, abis itu habis ludes, keren banget kan?). Dengan rasa yang mantap dan harga yang sangat friendly (I spent IDR 23.000 include drink), gak heran empal gentong Bapak Ali sangat ramai dan cepat habis. Mungkin kapan-kapan kamu mau makan di sini sama aku? Uhuy, gombal dulu ah.

That's all folk! See you again in my next post! Here's some extra photo of my dinner tonight. Hope you hungry!

Segelas teh hangat dan sepiring empal gentong cukup untuk menemani malamku yang dingin dan lapar akan kasih sayangmu *aseek