28/11/11

Hey, Kau!

Hey, kau!
Aku tahu kau belum tertidur.
Aku tahu kau masih memikirkanku.
Sebut aku over-confidence, sebut aku besar kepala, tapi benar kan?
Benar kan kau belum tertidur karena aku?

Hey, kau!
Apakah matamu masih bersinar seperti pertama kali kita bertemu?
Ya, melewati kacamatamu yang cantik itu.
Masihkah kau tersenyum riang seperti bunga-bunga di musim semi?

Hey, kau!
Tidurlah.
Malam sudah larut dan akan semakin larut.
Selamat bermimpi dan semoga kita dapat bertemu.

22/11/11

Egois

Beberapa hari ini aku merasa sangat egois, entah kenapa. Aku merasa seperti ingin memiliki segalanya sendiri. Serakah? Mungkin. Tapi sepertinya kata-kata egois lebih pas untukku. Aku seperti sedang memiliki kekuatan super yang memungkinkan diriku mendapatkan apapun yang aku ingin dapatkan dan dapat melakukan apa yang ingin aku lakukan.

Bermain futsal merupakan ajang bagiku untuk menjadi sangat egois. Seringkali aku mendapat teriakan, suruhan, untuk mengoper bola. Aku ingin, sungguh, ingin melakukan operan. Tapi entah kenapa rasanya aku bisa membawa bola hingga ke ujung lapangan, menggocek lawan, tapi hanya untuk membawanya ke depan gawang. Tidak, aku tidak ingin melakukan tembakan. Aku hanya ingin membawa bola ke depan gawang.

Wanita pendampingku juga menjadi korban selanjutnya, ah, kenapa? Aku tak ingin dia dekat atau hanya sekedar berbicara dengan yang lain, baik pria maupun wanita. Aku akui aku sering cemburu, tapi mungkin sekali lagi, egois adalah kata yang tepat. Ya, aku ingin memilikinya seutuhnya, hanya aku.

Aku sungguh egois, aku merasakannya. Aku ingin memiliki segalanya. Jika bisa mungkin aku ingin memakan dagingku sendiri sehingga tak ada yang bisa menyentuhku. Aku ingin menjadi superior, tak terkalahkan, sombong, dan egois. Ah, sudah sangat jahat diri ini. Apa mungkin karena aku terlalu banyak kecewa? Terlalu baik memandang dunia, terlalu percaya bahwa orang baik itu ada, dan percaya bahwa aku terlahir sebagai orang baik-baik? Siapa yang tahu?

11/11/11

Teman Baik

Good morning sun shine! Apa kabar kalian di pagi hari yang cerah ini? Setelah semalaman bersama HI UGM 2010 berpesta sate ayam dan kambing di kosan saya, Aldo, dan Ibnu, saya bangun begitu siang... Maklum, cape gan... :P

Well, siang ini saya akan bercerita sedikit tentang seorang teman baik (maybe it's more than one). Seperti apa sih teman baik itu? Apa arti teman baik bagi kita? Mengapa dia mau menjadi teman baik kita? Dan akankah dia terus ada di samping kita?

Punya teman banyak itu bagus, perbanyaklah teman kalian selama kalian hidup. Tak pandang bulu, kaya-miskin, hitam-putih, pokoknya jangan beda-bedain. Teman kalian yang berjumlah banyak ini, bagaimanapun juga, tak semuanya baik, dan tak semuanya jahat. Kayak gimana sih teman baik itu? Bagi saya, teman baik itu adalah teman yang selalu ada ketika kita susah. Mampu membuat kita tertawa ketika kita susah, dan membuat kita memiliki semangat untuk hidup lebih lama lagi. Haha, terdengar klise ya? But, that's true! Teman baik jarang sekali hadir ketika kita senang. Dia tak pernah menanyakan kesenangan yang kita sedang alami, justru bertanya kesulitan apa yang kita alami sehingga dia dapat bertanya, "Bisa kubantu?". Teman baik akan selalu tersenyum pada kita, walaupun ia sendiri sedang mengalami kesulitan. Dia tak akan pernah mengingat hal-hal yang telah dia bantu buat kita. Like a truly angel, haha.

Teman baik bagi saya seperti harapan yang tertinggal di kotak pandora bersama 99 kejahatan lain di dunia. It's like, kamu punya segudang masalah dan kamu hanya perlu satu teman baik untuk bisa mengahdapi itu semua. Utopis? Ya, saya akui saya utopis dalam hal ini. Kalo mau dilihat sesuai perkembangan zaman, emang kayaknya susah sih nyari temen yang kayak gini, haha.

Seperti yang saya bilang sebelumnya, teman baik itu seperti harapan. Dia ada karena dia harus hadir dalam hidup kita. Teman baik itu seperti takdir yang telah dituliskan oleh Tuhan untuk kita. Masing-masing dari kita sebenarnya memiliki setidaknya satu teman baik. Percaya gak? Lihat Spongebob sama Patrick, Hercules sama Daedalus, Nobita sama Doraemon, dan kisah-kisah dari zaman bahola sampe sekarang, it never ends.

Sudahkah kalian menemui teman baik kalian? Mungkin dia teman SD-mu, mungkin teman les, atau bahkan dia bagian dari keluargamu, sepupu atau kakakmu sendiri? Jika sudah, bersyukurlah kalian telah menemuinya. Yang menjadi pertanyaan berikutnya adalah sampai kapan dia akan menjadi teman baikmu? Teman baik akan selalu menjagamu, watching you like a guardian angel. Meskipun kamu lupa sama dia, dia akan tetap tersenyum jika berjumpa denganmu.

07/11/11

Kontraktor Hutan

Hello, my fellow friends! Apa kabar hari ini? Saya kembali dengan sebuah ide gila, hehe... Have you ever heard about forest contractor? Yap, perbincangan di waktu makan siang saya dengan seorang teman baik saya ini menghasilkan sebuah ide baru yang gila, menarik tapi sulit diaplikasikan, haha...

So, kami sedang berbincang apa kiranya yang dapat kita jadikan sebagai sebuah usaha untuk memperkaya diri. Setelah bertukar-tukar ide gila, akhirnya saya sampai pada sebuah ide yang lebih gila lagi, kontraktor hutan!

Kenapa kontraktor hutan?
Perbincangan kami tadi berujung dengan usaha apa yang paling banyak menghasilkan profit, dan sepakat kontraktor-lah pemenangnya. Setelah menganalisa kembali, kontraktor itu bergerak di bidang pembangunan. Bisa perumahan, apartemen, kantor, jalan, atau bahkan fasilitas negara dan umum. Tapi kenapa gak ada kontraktor hutan? Pemikiran saya mengenai kontraktor hutan berawal dari sedikitnya lahan terbuka di Indonesia (kebayangnya sih Jakarta waktu mikir) dan berkurangnya jumlah hutan di Indonesia akibat berbagai macam alasan. So, I came up with this idea! :D

Apa itu kontraktor hutan?
Dengan menggunakan asas kontraktor, saya berpikir kalo gimana orang-orang yang rumah/tanahnya terabaikan saya beli (untuk modal awal). Kemudian saya menunggu klien yang ingin membangun hutannya sendiri. Ketika ada klien, saya akan menawarkan desain hutan, dan penjelasan mengenai guna hutan tersebut serta cara dan biaya maintenance-nya.

Untungnya apa buat klien?

  1. It's so go green guys! Berapa banyak kita lihat permasalahan lingkungan yang terjadi sekarang ini? Global warming, climate change, apapun istilahnya benar-benar seperti mau bilang, "oke guys, bumi kita sekarat, what will you do?". Nah ini bisa jadi gerakan drastis klien untuk go green! \m/ 
  2. Tanaman yang ada disana, it's yours! Mau kalian tanami buah-buahan atau sayuran, kalian tetap bisa mengambil hasilnya. Hehe, bagi-bagi sama kontraktornya boleh juga lah. 
  3. Bisa jadi alternatif rekreasi kalian bersama orang-orang yang kalian sayangi lho. Berapa banyak taman yang bisa kalian nikmati sepenuhnya? Kenapa gak taman pribadi? Hutan pribadi? :D
  4. Ayo bantu pemerintah melakukan kewajibannya sebagai penjaga paru-paru dunia dan perjanjian-perjanjian internasional yang based on environtment! :)

Kontraktor dapet untung darimana?
Saya akui ide ini memang kurang menguntungkan secara material. Tapi kelebihannya banyak kan? Keuntungan untuk kontraktor saya akan ambil dari biaya maintenance yang paling besar. Kemudian biaya pembangunan dan penumbuhannya kan gak murah tuh, serta ide desainnya.

Kelemahannya?

  1. Berapa banyak orang yang mau punya hutan pribadi? Pasarnya kecil, karena selain harga yang mahal, orang-orang cenderung berpikir untuk membangun rumah yang bisa ditinggali oleh keluarga atau disewakan. 
  2. Waktu yang dibutuhkan untuk menumbuhkan pohon itu lama! It takes years! Berapa banyak orang yang mau menunggu segitu lamanya? Gak seimbang antara apa yang dia keluarkan sama waktu dia bisa menikmati hasilnya. Lebih baik dia investasi saham atau yang lain kan? 
  3. Butuh dukungan pemerintah. Perjanjian internasional akan carbon trade akan sangat mengembangkan bisnis ini. Hehe, bayangkan kalo hutan/oksigen atau emisi karbon dapat dijualbelikan antar negara, pasti laku deh ini bisnisnya.

So, kalian mau jadi kontraktor hutan? Ruginya sih banyak dan pasti sulit menjalankan bisnis ini, tapi manfaatnya banyak kan? :P

03/11/11

Mau Kemana?

Wah, pagi ini saya ditampar oleh salah satu tulisan teman saya. Saya baru sadar bahwa saya dikelilingi oleh teman-teman yang luar biasa.

Sudah lamaaaaaaaaa sekali saya ingin ke luar negeri. Dan beberapa bulan yang lalu saya telah melaksanakan kewajiban saya untuk memenuhi hukum sunah anak-anak HI (gak afdol bagi anak HI kalo belum ke luar negeri). Korea Selatan menjadi tujuan, simply karena orang tua yang bayarin... -_-'

Oke, menyenangkan memang berada di sana, except the food of course. Seminggu memang terasa kurang untuk melihat lebih banyak, tapi apa dikata, no money gan, dan semua itu hak prerogatif orang tua saya. The problem is, I was addicted... Dan salah satu tulisan teman saya yang baru saja saya baca pagi ini benar-benar menampar saya.

Let's say she's a girl, and she travel to other country alone! God damn it! Harga diri saya sebagai lelaki mau ditaruh dimana gan kalo kayak gitu?! Haha, kidding guys... Yang saya mau utarakan adalah, saya memang merasa senang sewaktu ke Korea Selatan, tetapi saya merasa ada yang kurang. Ya, selain waktu yang kurang lama, perjalanan saya dengan orang tua saya membuat (menantang) saya berpikir untuk dapat berjalan-jalan ke luar negeri sendiri. It will be so much fun, isn't it? Anyway, memang dasarnya manusia, saya banyak memikirkan konsekuensi, teoritis memang. Bagaimana saya bisa mendapatkan uang untuk pergi, karena simply saya tidak mau meminta uang kepada orang tua saya, dan mau kemana? MAU KEMANA?

Mau kemana menjadi pertanyaan yang benar-benar membebani saya sekarang ini. Let's say, saya sekarang sudah semester 3, akhir semester 4 saya akan magang, dan tentu uang tersebut bisa saya gunakan. Tapi mau kemana? Ke luar negeri tentu menjadi pilihan favorit bagi para travelers, kapan lagi sih bisa ke luar negeri? Tapi ada sesuatu yang menahan saya disini. Saya merasa terbebani oleh tanggung jawab moral dengan negara saya. How could you go to other country when you belum keliling2 negara sendiri? (maklum bahasa inggris pas-pasan)

Hoah, dasar manusia, gak tentu mau kemana, ngeluh terus, dan rasa iri menyelimuti. Kadang terlintas di benak saya untuk pergi ke negara-negara macam Turki, Uzbekistan, dan lain-lain. Tapi pulau Karimun Jawa dan pulau Tidung juga gak bisa keluar dari pikiran! -_-'

Yang jelas, keinginan saya untuk pergi itu simply pingin nambah pengalaman. Mengutip dari tulisan temen saya itu: "Maybe life is a journey without destination. The only certainty about life’s destination is death. So why hurry? Why go so fast? Why not go through the road of life ambling, enjoy the sceneries, behold the flowers, befriend the fellow travelers, joke with them, have fun and give a hand to those who are tired and limping and make their journey pleasant too?"

Damn, she's good... Have a good day! :D