06/05/12

Budaya Pesugihan

Berawal pada perbincangan dengan seorang penjaga warung makan burjo di tengah malam, tema pesugihan pun saya bahas kemudian dengan sepupu saya yang sedikit banyak mengetahui hal-hal mistis.

Waktu itu tengah malam, penjaga burjo kebetulan sedang menyetel acara mistis di televisi. Dan saya datang untuk memesan makan malam. Awalnya kami bercerita tentang hal-hal biasa, kemudian saya memancing dia untuk bercerita mengenai pesugihan.

"Masa sih a' (sebutan untuk teman/orang yang lebih tua dalam bahasa Sunda) ada yang begituan?" tanya saya memancingnya.

"Iya a', saya mah udah biasa sama yang begituan." jawabnya sambil memberikan teh hangat pesanan saya.

"Coba cerita dong a' pengalaman tentang pesugihan yang kayak gitu."

"Dulu nih ya a', saya pernah jadi kenek (kondektur) bis malam. Nah waktu itu saya sama sopirnya lagi istirahat di pangkalan. Si bos dateng sama anak buahnya, saya masih bangun tapi pura-pura tidur. Bos nyuruh anak buahnya buat mutusin kabel rem coba a', katanya buat nyari tumbal. Besoknya saya langsung ngundurin diri, takut saya mah." cerita si penjaga burjo sambil menonton televisi.

"Terus gimana bisnya?" tanya saya penasaran.

"Besoknya mah beneran tuh, bisnya langsung kecelakaan, ada yang meninggal. Yang begituan mah biasa a' dalam bisnis transportasi. Hari ini ada bis yang hancur, makan korban, tapi besokannya langsung beli 10 bis baru yang bagus."

"Waduh, gawat bener tuh."

"Iya a', yang lebih parah lagi mah bisnis kontraktor a', saya pernah diceritain sama temen, serem banget."

"Gimana ceritanya a'?"

"Waktu itu temen saya lagi ngaduk semen a', trus ngeliat mandornya lagi ngawasin temennya temen saya yang lagi ngecor. Nah kan pake truk molen tuh a' yang ngangkut bahan buat cor-coran, si mandornya langsung nendang temennya temen saya itu a' ke tempat cor-corannya, jadi langsung ketimbun gitu. Serem a', mati langsung disitu. Gak ada yang tahu, jadi rahasia umum itu mah di dalam bisnisnya."

"Astaga, beneran itu?"

"Iya a'..." jawabnya menutup perbincangan kami.

Pesugihan merupakan suatu cara untuk memperkaya diri melalui cara-cara mistis. Memang, di dunia yang sudah modern ini, terkadang hal-hal tersebut dirasa tidak lagi relevan ketika teknologi sudah berkembang pesat. Tetapi lain cerita di Indonesia. Bagi saya, pesugihan sudah menjadi suatu budaya yang sulit dihilangkan, bahkan dengan berkembangnya teknologi dan pendidikan.

Saya sempat berbincang dengan sepupu saya mengenai ini. Menurutnya, pesugihan memang suatu hal yang lumrah dalam bisnis. Dia juga mengatakan bahwa sebenarnya melakukan pesugihan itu mudah dan cepat. Memperkaya diri dengan hal-hal seperti itu sangat cepat dan mudah dilakukan, asalkan yang melakukan mau menerima konsekuensinya.

Semua agama mengajarkan hal-hal yang baik dan benar. Jika kita lihat dari kacamata agama, seringkali usaha/proses lebih diutamakan ketimbang hasil/tujuan. Untuk menjadi sukses memang tidak mudah, harus susah dulu, belajar dulu, mungkin jatuh dulu sebelum bangkit. Pesugihan dalam hal ini menjadi sebuah cara untuk memotong jalur proses sehingga langsung mendapatkan hasil yang memuaskan.

Kemudian, pesugihan membuat seseorang menjadi tidak lagi merasakan hidup yang benar-benar hidup. Seringkali tumbal/pengorbanan harus dilakukan untuk memenuhi syarat. Sialnya, terkadang pengorbanan harus dilakukan terhadap orang-orang terdekat kita, seperti teman atau anggota keluarga. Perilaku ini, menurut saya, didorong oleh rasa putus asa akibat sulitnya menempuh jalan menuju kesuksesan. Manusia seringkali putus asa dan tersesat karena impiannya yang tak kunjung tercapai.

Perbincangan saya dengan sepupu saya tidak berhenti disana. Kami mulai mencoba melihat menggunakan perspektif modern. Akhirnya kami melihat persamaan antara budaya pesugihan dengan kapitalisme. Kapitalisme yang seringkali dikatakan sebagai sebuah sistem yang menguntungkan segelintir orang/suatu kelompok dan merugikan banyak pihak, tak jarang memakan korban. Banyak kemudian pengusaha-pengusaha yang bangkrut akibat kapitalisme dan kemudian meninggal.

Hal ini kemudian dapat kita sandingkan dengan budaya pesugihan. Saya menyebutnya sebagi budaya kapitalisme primitif. Dimana pesugihan merupakan usaha untuk menguntungkan satu pihak tertentu dengan cara memakan korban secara literal. Jangan-jangan orang Barat yang mengadopsi sistem kapitalisme belajar dari budaya pesugihan? Haha, entahlah.

3 komentar:

  1. hehehe... mungkin saja orang barat sudah menjalankan ritual pesugihan ala primitif sedari dulu ;p

    tulisan yang menarik

    BalasHapus
  2. solusi menyelesaikan hutan cepat hubungi 085878651552

    BalasHapus
  3. solusi PESUGIHAN INSTANT TANPA TUMBAL KELUARGA hubungi 085878651552

    BalasHapus