13/05/12

Social Monster

Permasalahan politik tidak akan jauh dari masalah sosial. Itu sebabnya di UGM ilmu sosial dan ilmu politik disatukan dalam satu fakultas. Mungkin juga di beberapa universitas lainnya. Mengapa demikian? Saya tidak akan membahas hubungan antara ilmu politik dan ilmu sosial di tulisan saya kali ini. Kesempatan ini akan saya gunakan untuk menuliskan opini saya tentang orang-orang sosial, terutama mereka yang tergolong social monster.

Saya bukan orang yang ahli dalam ilmu sosial ataupun ilmu politik, ini hanya opini saya saja lho. Menurut saya, orang-orang sosial itu ada banyak macamnya. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa orang-orang sosial itu ada yang tidak mudah/sulit bersosialisasi! Ya, saya akan membahasnya sedikit di sini, tapi bahasan utama saya adalah mengenai orang sosial yang tergolong social monster. Ini adalah istilah yang mungkin saya gunakan, mungkin juga sudah ada yang lebih dulu menulis tentangnya, untuk orang-orang yang pandai bersosialisasi, atau bahkan karena terlalu pandainya sampai dibilang monster.

Jangan kaget jika bertemu orang sosial (orang yang mendalami ilmu sosial) yang tidak pandai bersosialisasi. Dalam beberapa literatur, hal ini dibahas secara mendalam oleh para ahli. Bagi saya, alasan utama mereka tidak pandai bersosialisasi adalah mungkin karena mereka merupakan pengamat sosial. Saya pernah mendengar seorang dosen saya bercerita, peneliti ilmu sosial (orang sosial) ada yang sifatnya takut/tidak mau bertemu dengan objek penelitiannya. Dia lebih memilih untuk mengkajinya secara studi literatur ketimbang penelitian lapangan. Entah mengapa demikian. Tapi itu nyata! Yang mau saya perjelas di sini adalah, ada lho orang sosial yang tidak pandai bersosialisasi. Jadi jangan taruh stereotype bahwa semua orang sosial itu pandai bersosialisasi. Itu semua kembali pada individu masing-masing.

Nah, sekarang kita sampai pada inti pembahasan. Istilah social monster saya gunakan untuk orang-orang yang terlalu pandai bersosialisasi. Mengapa terlalu pandai? Ya, ada orang yang bahkan ketika dia berbicara, dia mampu memakan nafsu berbicara lawannya. Kita akan menemukan ini pada orator-orator ulung, diplomat-diplomat, atau bahkan provokator. Saya pernah atau bahkan sering bertemu dengan social monster ini. Jika kita dekat dengannya, kita selalu ingin mendengar kata-katanya, dan kata-kata yang keluar dari mulutnya itu seperti wahyu yang keluar dari mulut nabi, seringkali sulit untuk dibantah. Mungkin itu biasa, yang luar biasa adalah ketika kita selalu mengharapkan kehadirannya di setiap acara. Kita selalu dapat dibuat menganga dengan kata-kata para social monster ini. Hebat kan? Contoh yang paling tepat adalah Mario Teguh. Jika kita tidak mengenal agama, mungkin kita bisa mengatakan beliau adalah nabi, haha. Kata-katanya selalu menginspirasi kita bukan?

Social monster ini sendiri tidak jarang memiliki kemampuan mematahkan argumen atau memakan nafsu berbicara lawannya. Mengapa memakan nafsu berbicara? Karena apa yang ingin kita katakan sudah terwakili oleh kata-katanya. Dan hebatnya lagi, ini bisa digunakan untuk memprovokasi orang-orang di sekitarnya. Penggerakkan massa adalah contoh nyata tindakan provokasi para social monster. Jika digunakan untuk demo yang benar tentu tidak mengapa, tapi bagaimana jika digunakan untuk hal-hal yang tidak baik seperti menghasut seseorang?

Kemampuan social monster ini ada yang didapat dari bakat/sejak lahir sudah memiliki kemampuan ini, ada yang didapat melalui pengalaman, dan ada juga yang memang sengaja dipelajari. Berapa banyak sekarang buku-buku yang membahas tentang tata cara bicara seorang social monster? Semua orang sekarang bisa menjadi social monster. Dan dari sini, ada satu lagi argumen yang ingin saya tawarkan. Menurut saya, tidak bisa ada lebih dari satu social monster dalam suatu forum. Karena jika ada, akan menimbulkan friksi atau bahkan aura yang bertentangan. Meskipun demikian, tidak jarang ditemukan dua social monster dalam satu forum, tetapi yang terjadi adalah, hanya ada satu social monster yang aktif. Dalam kata lain, ada yang mengalah.

Pada akhirnya, social monster adalah sebuah istilah. Apakah baik atau buruk itu terserah kepada pandangan Anda. Bagi saya, social monster adalah keinginan dan usaha dari setiap individu untuk menjadi individu yang lebih dapat dikenal dan diterima masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar