04/09/15

Flavors of Chile: Undangan Pertama sebagai Blogger

"1 September malam di Jakarta? Kamu mau diundang sebagai blogger gak?" kata seorang senior kampus yang juga merupakan bos di kantor. Tanpa basa-basi, saya langsung mengiyakan undangan tersebut. 

Masih ingat beberapa bulan yang lalu saya mengubah fokus tulisan di blog saya menjadi tempat untuk mengulas tempat-tempat nongkrong asyik. Usaha pertama saya mengulas tempat nongkrong berbuah manis karena terjadi lompatan pembaca yang signifikan. Hal tersebut diikuti oleh bertambahnya follower saya di berbagai macam akun sosial media saya. Meski nama blog masih pakai nama sendiri (belum ada branding) dan masih numpang sama blogspot (iya, saya tahu masih jelek banget layout-nya, haha), saya tidak patah semangat untuk terus mengulas tempat-tempat nongkrong asyik yang saya pernah datangi.

Tepatnya di akhir bulan lalu saya mendapatkan undangan untuk datang ke sebuah acara di email pribadi saya. Acara yang saya tidak tahu harus akan menulis apa nantinya. Karena acara ini bukan tentang tempat nongkrong, tapi acara perkenalan budaya. Ya, saya mendapatkan undangan untuk datang ke acara Flavors of Chile. 

Acara ini diselenggarakan oleh Kedutaan Besar negara Chile di hotel Grand Hyatt. Acara yang ditujukan sebagai perkenalan budaya melalui masakan Chile ini mendatangkan banyak orang penting dan orang-orang terkenal (tidak termasuk saya, haha). Banyak pejabat asing dan orang-orang Kadin yang saya lihat, serta ada Chef terkenal Indonesia yang saya juga sempat temui. Mau tahu bagaimana kisahnya? Cekidot!

***

Tertulis di undangan acara dimulai pada pukul 18.30 WIB. Saya baru berangkat dari kantor pukul 18.30 WIB. Dalam hati, "Aduh, telat deh ini. Undangan pertama sebagai blogger malah telat, mati gue." Sepanjang perjalanan saya sudah merangkai berbagai macam alasan untuk keterlambatan ini. Jalanan dari kantor menuju venue tidak macet dan saya berhasil sampai pukul 19.00 WIB.

"Mas Iqbal ya? Blogger kan? Di sini mas registrasinya," tetiba seorang wanita menghampiri dan membimbing saya ke meja registrasi selepas sampai di hotel Grand Hyatt. Saya tidak bisa menutup kegirangan saya malam itu. Saya senyum-senyum sendiri, dan menengok kesana kemari tidak jelas karena tidak ada satu wajah pun yang saya kenal.

Suasana di pintu masuk ruangan

"Banyak bule!" itu yang terlintas pertama kali di pikiran saya ketika melewati ruang registrasi. "Acaranya mulai jam 19.30 WIB, sekarang kita cocktail party dulu mas," kata salah seorang penyelenggara acara kepada saya. "Oh, jadi ini yang namanya cocktail party," orang-orang minum dan bercengkerama satu sama lain. Maklum saya belum pernah menghadiri cocktail party (ah, kebiasaan minum jamu aje).

Suasana bar dengan banyak pilihan wine

Saya mengambil segelas wine merah dengan posisi tangan yang gak jelas sok-sok ngerti. Setelah itu duduk di sofa yang ada beberapa wanita sedang bercengkerama. Setelah berbicara sejenak, mereka ternyata awak media yang diundang untuk meliput acara ini, salah satunya dari detik.com (saya pembaca setia detik.com lho, hehe. Ini nih beritanya, detik.com emang cepet kalo nulis berita: Sajian Seafood dengan Rasa Eksotis Dihadirkan di 'Flavors of Chile')

Waktu menunjukkan pukul 19.30 WIB dan pintu ruangan dibuka. Saya ikut-ikutan masuk dan saya diminta duduk di meja nomer 24, katanya saya akan duduk bersama blogger lain. Setelah menempati tempat duduk, benar saja, saya berkenalan dengan banyak blogger-blogger ternama. Let me list them down:
  1. Ada Soya dari Soya vs Food
  2. Ada Aline dari Foolosophy
  3. Ada Yenny dari Things That Make Me Happy
  4. Ada Andre dari Food Directory (silahkan cek akun Instagramnya)
Selain para blogger, meja ini juga diduduki oleh tiga punggawa lifestyle. Ada Ario penyiar radio dan dua wanita cantik, Puteri dan Diah, host dari dua stasiun TV swasta.

Wefie meja no. 24

Kami semua disambut oleh Duta Besar Chile yang menjelaskan tujuan acara ini, serta video sekilas mengenai negara Chile. Yang paling saya suka dari acara ini adalah setiap kali kami akan disajikan makanan, sang koki, Francisco Araya, menunjukkan bahan-bahan makanan serta cara memasaknya yang dikemas sangat apik dalam video.

My first dish: Avocado gel. Salmon crudo and shellfish

Despite the small size it has, the taste is so unique! Yap, perpaduan alpukat dengan ikan salmon, asing sekali bukan? Setiap hidangan akan ditemani oleh wine yang berbeda-beda (maaf saya lupa mencatat nama wine-nya).

My second dish: Salmon sealed with orange's salt, citrus sauce, and baby onions caramelized with dried plums

Sepertinya orang-orang Chile senang sekali dengan ikan salmon ya? Nevermind, ini rasanya enak! Rasa asin dari salmonnya sangat terasa!

My third dish: Chilean seabass, peas puree, shellfish's sofrito with 'merken' and black potatos

I don't even know what 'merken' is, yang jelas, kentang warna hitam ini yang bikin saya penasaran. "Kok kentang bisa hitam warnanya?" perdebatan ini berlangsung cukup lama di meja kami. Ada yang bilang bahwa ini menggunakan tinta cumi yang disajikan di atas daging seabass (coba perhatikan gambar). That's makes sense sih, haha. Kentang hitam ini bukan main rasanya. Seperti dikukus, hangat, enak dan berasa seperti ubi, tapi tidak manis.

My last dish: Apple sorbet, grapes gel, soil of almond and walnut, cherries

Nah, makanan penutup saya ini semacam es krim begitu pemirsa. Dengan campuran rempah kacang dan cherry, bisa lah ngepas sama lidah saya.

Setelah kami selesai makan, sang koki pun keluar dari dapur untuk memperkenalkan diri. Suatu kehormatan bagi saya bisa mencicipi masakan chef Francisco Araya. Ketika sang koki sibuk berkenalan dengan yang lain, saya kabur untuk mendatangi satu wajah yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia:

CHEF MARINKA!

YAP! She's the one and only Chef Marinka! Waw, ternyata beda banget aslinya sama di TV. Orangnya ramah, baik, dan cantiknya, unexplainable, haha. Chef Marinka terlihat sangat excited mencicipi masakan Chile, tapi sayang waktu saya bersama dengan beliau tidak lama, sudah banyak yang antri mau ngobrol dan foto sama chef Marinka. I wonder about her opinions on Chilean foods.

Anyway, saya tidak berkecil hati. Karena ketika yang lain sibuk dengan chef Marinka, saya bisa mendekati chef Francisco Araya. This is where the magic happen! I know that I am not a great food blogger, because I write review about hangout places, not the details of the food, that is why my coversation with chef Francisco Araya for couple of minutes worth so much!

Saya sadar saya tidak punya banyak waktu dengan chef Francisco Araya, karena dia pasti akan dikejar-kejar juga oleh yang lain, so I only ask him one question, "What is the essence of Chilean food?"

Chef Francisco Araya menjawab satu kata, "Freshness." Kesegaran merupakan inti dari makanan Chile. Orang-orang Chile sadar bahwa mereka dianugerahi oleh kekayaan alam yang luar biasa, dan berlimpahkan oleh sumber daya laut terbaik. Itu alasannya kenapa pada acara ini chef Francisco Araya menyajikan makanan-makanan seafood untuk kami. Karena inti dari makanan Chile adalah kesegaran, maka orang-orang Chile jarang sekali memakai bumbu. Chef Francisco Araya menjelaskan "Ketika kami ingin makan ikan, kami ingin merasakan rasa dari daging ikan tersebut, bukan kenikmatan bumbu." Well, that's explain everything Chef! Berbeda dengan Indonesia yang dianugerahi rempah-rempah, kita sangat suka dengan bumbu. Siapa coba yang tidak suka rendang? Gado-gado? Damn, that's my favorite!

Acara pun selesai, sebelum saya kembali ke kantor, saya menyempatkan diri foto bersama dengan para blogger sekali lagi bersama dengan dua chef hebat dari Chile dan Indonesia. Thank you for the food chef! Thank you for the conversations, bloggers! Cheers!

Flavors of Chile! What a night!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar