29/04/12

Tiga Kelemahan Pria: Harta, Kekuasaan, dan Wanita

Saya lupa siapa yang pertama kali mengatakan hal ini kepada saya, tapi saya masih ingat betul tentang ketiganya. Tulisan ini saya tujukan sebagai media untuk berbagi sesama lelaki, uhuk, yang mungkin mulai menyadari keberadaan ketiganya sangat berbahaya, menarik, menantang, dan sangat candu. Ayo kita mulai!

Harta
Kenapa sih salah satu kelemahan pria adalah harta? Seriously, sebagai kepala keluarga dan pemimpin, seorang pria memiliki tanggung jawab untuk dapat memenuhi kebutuhan dirinya, keluarganya, dan kelompoknya. Tentu dengan harta kita bisa melakukan semua itu. Kita tahu apa saja yang bisa dilakukan dengan harta, bahkan manusia pun bisa kita beli, haha.

Sayangnya, dalam usaha untuk mendapatkan harta sebagai salah satu pemenuhan kebutuhan, pria seringkali terjatuh dalam perangkap. Korupsi adalah salah satu contoh murni usaha seorang pria untuk mendapatkan harta tetapi terkena perangkap, haha. Saya lebih suka melihat ini sebagai fenomena keserakahan manusia. Ya, manusia memang sangat sulit untuk puas dan dalam konteks harta, siapa yang tidak mau menjadi kaya? Apalagi menjadi kaya secara mendadak? Banyak cara yang dilakukan untuk memenuhi hasrat ini, menggunakan ilmu hitam, korupsi, hingga menipu pun sering dilakukan pria-pria yang sudah sangat putus asa.

Keadaan memang sering memaksa kita untuk melakukan hal yang tidak baik. Kemiskinan, kurangnya akses ekonomi, hingga paksaan untuk tetap menjaga citra diri sering menjadi alasan utama untuk melakukan hal-hal yang telah saya sebutkan sebelumnya. Tetapi di sinilah tantangannya, bagaimana kita bisa mengakali hal tersebut yang menjadikan kita manusia yang lebih baik.

Kekuasaan
Berbicara tentang kekuasaan tentu tidak akan ada habisnya. Dari dulu hingga sekarang pembahasan tentang kekuasaan tidak pernah selesai. Banyak literatur-literatur yang memberikan kita cara-cara untuk mendapatkan kekuasaan. Kenapa kekuasaan? Permasalahan manusia tidak pernah jauh dari kekuasaan. Hanya berkutat seputar mendapatkan atau mempertahankan kekuasaan.

Sebelumnya mungkin ada baiknya kita menyamakan pemikiran sebelum berbicara lebih banyak mengenai kekuasaan. Di sini saya akan membahas mengenai legitimasi kekuasaan/jabatan dan tingkat pengaruh. Jadi agar lebih nyambung di antara kita, halah, kita samakan dulu definisi kekuasaan seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya.

Posisi penting/strategis sering kali diperebutkan oleh manusia, khsusnya pria. Saya akan mencoba mengaitkan hal ini dengan teori maskulinitas dan pemenuhan kebutuhan yang sebelumnya saya jelaskan pada bagian harta. Tentu jabatan yang memiliki posisi strategis akan memudahkan pria untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, berbeda dengan konsep yang saya jelaskan pada bagian harta mengenai pemenuhan kebutuhan. Berbicara mengenai kekuasaan berarti berbicara mengenai keinginan. Apapun yang kita inginkan bisa didapatkan jika kita memiliki kekuasaan.

Keinginan yang dapat kita penuhi dengan kekuasaan tidak melulu melalui penempatan posisi strategis politis. Menjadi pejabat publik atau pengusaha bukan satu-satunya pintu gerbang kekuasaan. Seringkali kekuasaan kita lihat sebelah mata sebagai bagian dari politik. Seiring perkembangan zaman, manusia mendapatkan kekuasaan dari berbagai macam cara. Menjadi musisi terkenal misalnya, artis, ketua adat, atau bahkan dukun, wekekekek. Kekuasaan dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan. Dan sesuatu tersebut juga dapat kita maknai sebagai pengaruh. Pengaruh ada dari pemberian legitimasi kekuasaan atau bakat, seperti bakat memimpin dan kharisma.

Tidak berhenti di sana, sesuai janji saya, saya akan mengaitkan hal ini dengan pemenuhan kebutuhan. Selain pemenuhan keinginan, kekuasaan juga dapat dijadikan alat untuk memenuhi kebutuhan. Sejalan dengan teori maskulinitas, posisi strategis yang diincar banyak pria tidak lepas dari besaran pendapatan/harta yang mereka dapatkan. Dari besarnya pendapatan tersebut kita bisa kembali ke bagian harta. Jadi sangat fleksibel bukan fungsi kekuasaan ini?

Wanita
Wahahaha, sampailah kita pada bagian wanita. Wanita, mahkluk paling indah yang pernah tercipta di dunia, haha, sedikit gombal gak papa ya. Ini, bagi saya, merupakan kelemahan pria yang paling berat untuk diatasi. Bagaimana tidak, bukankah pria diciptakan untuk dipasangkan oleh wanita? Haha. Oke, mari kita bahas lebih mendalam mengenai wanita, tetapi sebelumnya saya ingin mengingatkan pembaca untuk tidak mengaitkannya dengan segala macam ajaran gender maupun teori feminisme. Ini murni pendapat seorang lelaki, asik.

Dari zaman mitologi Yunani, peran wanita sangat sering disinggung. Baik perannya sebagai seorang dewi, manusia biasa, atau bahkan peran mereka yang terkutuk seperti Medusa. Wanita sering digambarkan sebagai sosok yang memiliki tingkat emosi tidak stabil, cemburuan, dan lain-lain. Ini yang kemudian sangat sulit dimengerti oleh para pria, tapi di sisi lain sangat menarik untuk diperhatikan.

Wanita itu bagi saya adalah sesuatu yang sangat indah. Ehm, sedikit curhat, saya gak bisa tahan lihat wanita yang cantik, seksi, atau pintar (dasar mata keranjang), hehe. Kenapa cantik dan seksi berbeda? Jelas. Wanita bisa menjadi cantik tanpa harus menjadi seksi, tetapi sulit bagi wanita untuk menjadi seksi jika tidak cantik. Karena pembicaraan ini akan berakhir pada perdebatan birahi, maka ada baiknya kita selesaikan disini mengenai perbedaan cantik dan seksi, hehe. Kemudian ada kategori pintar. Perubahan zaman mendorong pria mencari wanita yang pintar untuk dapat diajak berbicara, bepikir bersama, atau bahkan berinovasi atas hubungan mereka. Ya, kategori pintar memang sangat luas maknanya. Pintar disini selain pintar dalam menjalin hubungan dengan pria juga berarti pintar dalam ilmu pengetahuan dan wawasan.

Oke, jadi kita sudah tahu bahwa wanita itu mahkluk yang indah, cantik, seksi, dan pintar, lalu kenapa itu menjadi kelemahan pria? Hal ini sangat erat kaitannya dengan dua bagian sebelumnya, yakni harta dan kekuasaan.Wanita dapat menjadi bagian dari diri pria untuk mendapatkan dua hal sebelumnya. Tentu saja banyak cara yang dapat ditempuh. Dalam hal harta, wanita dapat bekerja untuk membantu pria dalam memenuhi kebutuhan. Dan dalam hal kekuasaan, wanita juga dapat dijadikan cara untuk mendapatkan kekuasaan, misalkan seperti menjadi suami seorang anak politisi atau pengusaha besar, hehe.

Jika ada cara yang baik, tentu ada cara yang tidak baik. Ini kemudian yang menjadikannya sebagai kelemahan pria. Seperti halnya harta dan kekuasaan, untuk mendapatkan keduanya wanita dapat diberdayagunakan melalui hal-hal yang tidak baik. Contoh, seringkali mereka yang berhubungan (baik pacaran maupun yang sudah nikah) dikuras kekayaannya oleh si wanita, haha. Dengan segala rayuan dan tipu dayanya kita terkecoh untuk memberikan harta kita untuk si wanita. Dalam hal ini tentu harta kita digunakan untuk pemenuhan kebutuhan maupun keinginan si wanita. Sedangkan kekuasaan juga bernasib sama dengan harta, haha. Melalui rayuan dan godaan sering kali seorang raja menjadi seorang budak tanpa disadari.

Secara garis besar, sulit bagi kita para pria untuk menolak rayuan dan tipu daya wanita, apalagi kalo wanita itu memenuhi kriteria yang telah disebutkan sebelumnya, cantik, seksi, dan kaya, huehuehue. Jadi, kuatkan iman dan tahan nafsu birahi kita, haha. Jadikan wanita sebagai pasangan hidup untuk dapat membantu kita menutupi ketiga kelemahan kita ini.

Solusi
Baiklah, setelah panjang lebar saya membahas tiga kelemahan pria, tidak akan afdol jika saya tidak menawarkan solusi untuk mencegah ketiga hal tersebut jatuh ke dalam lubang hitam yang tidak kita inginkan. Dari segala teori dan bahan bacaan yang sudah saya baca semenjak lahir hingga sekarang, haha, lebay ya, saya hanya bisa memberikan satu solusi. Ya, self-restraint atau pengikatan/pembatasan diri. Kalo dalam istilah religius mungkin akan lebih mengena, yakni bersyukur.

Kenapa harus bersyukur? Kenapa harus menahan diri? Saya pernah berbicara dengan seorang teman dan menuju pemikiran seperti ini, "Hidup itu bagaikan sebuah perjalanan petualangan. Pasti ada awal dan akhirnya. Meski dalam perkembangannya kita ingin terus memperbaiki kehidupan kita, mau sampai kapan? Kapan kita akan puas? Manusia diciptakan untuk tidak pernah puas, karena itu lahirlah konsep bersyukur".

Dari penjelasan di atas, satu-satunya cara untuk mengatasi tiga kelemahan tersebut, menurut saya adalah dengan bersyukur atau menahan diri. Jujur, saya sendiri sangat sulit melakukan itu. Namanya juga manusia, sering tidak puas dan selalu mencari yang lebih baik. Hidup itu memang sebuah petualangan yang harus kita sadari ada akhirnya. Akhir kata, semua ini kembali pada perspektif setiap individu yang berbeda-beda. Silahkan mencernanya dengan segala pengetahuan yang Anda miliki. Selamat malam!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar