24/06/14

Sampai Nanti

"Kalo wanita yang disakiti, biasanya sebuah hubungan masih bisa bertahan. Si laki bakal anulah, inilah, biar hubungan itu bisa kembali berjalan. Tapi sayangnya, kalo si laki yang disakiti... Well, aku belum pernah melihat laki-laki yang cukup pemaaf,"

Aku kembali meminum kopi susu hangatku. Mataku masih memandang lampu jalanan ibukota yang terang benderang. Malam yang berisik mengingatkanku tentang sebuah kisah tentang angka lima yang dulu pernah aku baca dalam sebuah surat kabar. Sebuah kisah yang tenang dan jauh dari keramaian. Tentang sepasang kekasih yang harus saling menyakiti untuk dapat menemukan jalan hidup mereka masing-masing.

"Sudah, kalo memang jodoh gak akan kemana. Sekarang fokus saja dulu dengan pekerjaanmu, bukankah masih banyak mimpi-mimpimu yang belum tercapai?"

"Ya, kurasa kau benar. Aku terlalu lama tenggelam dalam urusan wanita. Kau tahu, dulu pernah sesekali seorang teman meramalku. Katanya, dari tiga kelemahan pria (harta, tahta, dan wanita), aku akan jatuh di tangan wanita," aku tersenyum mengakhiri kalimatku yang disambut tawa ringan olehnya.

"Ah, andai ya waktu terulang kembali,"

"Untuk apa waktu terulang kembali?"

"Kenapa kau berkata demikian?"

"Meskipun waktu terulang kembali, aku akan tetap memilih jalan yang sama. Melewati hari-hariku persis seperti apa yang telah aku lewati. Hanya mereka yang menyesal dengan hidup mereka yang meminta waktu bisa diputar kembali, Isabel,"

"Ah, kau ini, selalu saja menyindirku,"

"Aku tidak menyindirmu, aku hanya..."

"Menerima kenyataan?"

"Bisa dibilang begitu. Kita tidak akan pernah bisa bergerak jika kita terus melihat ke belakang, bukan? Aku tidak pernah berkata aku tidak merindukan masa laluku. Semua yang indah dan buruk telah kita lalui, menjadikan kita seperti hari ini,"

"Menjadikan kita secangkir kopi susu dan segelas air putih?" Isabel tertawa.

"Ah, kau merusak suasana," aku kembali meminum kopi susuku.

Malam yang berisik di ibukota tidak pernah mengganggu mimpi-mimpi indah yang tercipta oleh insan-insan manusia yang sedang tertidur lelap. Kita adalah hasil akumulasi dari masa lalu kita, tapi masa depan ditentukan oleh keputusan-keputusan yang akan kita buat, dimulai dari sekarang.

Sampai nanti. Sampai masa depan menemuimu.

"I suppose, in the end, the whole of life becomes an act of letting go. But what always hurts the most is not taking a moment to say goodbye." 
-Life of Pi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar