23/01/12

Filosofi Rokok

Apa sih yang ngebuat seseorang "harus" merokok? Baik secara diam-diam maupun di depan umum? Adakah alasan dibalik semua itu?

Beberapa waktu yang gak terlalu lama, gw mulai merokok. Sebetulnya gw bukan perokok baru, tapi gw sempet vacuum cukup lama dan memulai hidup sehat, meskipun gagal, haha. Gw nyobain yang namanya rokok dari SD, dan sumpah rasanya gak enak. Itu pertama kalinya gw nyobain rokok sama sepupu gw (yang sama-sama masih SD). Kemudian gw mutusin buat gak kenal rokok (cie ilah), tapi keadaan berubah ketika negara api menyerang (haiiish), gak gak. Gw start kembali merokok ketika tahu yang namanya cerutu. Dan rasanya ajib, haha, karena bau tembakaunya itu lho gak nahan. Tapi itu gak bertahan lama karena harganya sangat membakar isi dompet gw. Setelah itu gw berhenti lagi cukup lama sampai beberapa hari yang lalu, gw start merokok. Kalo kalian nanya-nanya kenapa kali ini gw ngerokok, mungkin alasannya sangat klise dan gak banget, yap, patah hati, haha.

Setelah curhatan gw yang mungkin menghabiskan 2-3 menit waktu kalian yang berharga, gw mau coba buat menerka-nerka, meraba-raba, (karena kemungkinannya untuk salah sangat besar) apa yang membuat seseorang merokok. Dan ini bentuknya cuma opini aja, jadi jangan ditelan mentah-mentah. Kalian yang baik perokok aktif, pasif, atau bukan perokok, boleh berargumen lain dan mengkritik gw. Dan gw sangat mengharapkan itu.

Langsung aja, dalam beberapa kasus dan pengalaman gw dari nanya-nanya orang sekitar, banyak yang berkata bahwa lingkunganlah yang membawa mereka ke dunia "perokokan" ini, dari mencoba-coba hingga ketagihan. Lingkungan sekitar membentuk kita, yap, katanya sih ada teori yang bilang gitu. Kita jadi kebawa sama yang namanya pergaulan. Tapi ini juga bisa berlaku sebaliknya, gimana kalo kita yang malah jadi pembentuk pergaulan itu sendiri? Gimana kalo kita yang jadi pionirnya? Gak ada yang tau kan?

Ada pula yang merasa bahwa merokok itu suatu tuntutan. Agak gak rasional sih, but it happen for real. Orang-orang yang bekerja di perusahaan-perusahaan rokok sering kali mengemban beban moral bahwa mereka harus turut merokok untuk mendukung roda bisnis perusahaannya tersebut. Ada juga yang perlu mejaga citra mereka seperti rockstar, atau lain-lainnya yang berpikiran bahwa kalo gak ngerokok itu kayaknya kurang. True story.

Kalo tadi kita udah bahas dua alasan yang sifatnya mungkin eksternal, kali ini gw akan mencoba untuk membahas yang agak internal (cie ilah so banget scientific gw). Nah, yang satu ini terjadi oleh seorang teman gw, dan mungkin gw juga. Ada yang bilang bahwa merokok itu bawa ketenangan. Entah emang itu beneran melihat kandungan dan reaksi tembakau yang dihasilkan dari rokok atau hanya sugesti semata. Ketenangan ini membantu buat menghilangkan pikiran yang macem-macem dan terkadang membantu untuk lebih konsentrasi, iya gak sih? Kurang yakin juga gw.

Nah yang kedua, mungkin ini alasan utama gw kenapa gw start merokok. Mengutip dari film Joyeux Noel, ada seorang tokoh di dalam film tersebut yang mulai merokok semenjak ia diwajibmiliterkan, dia bilang, "In here, we do everything to kill the time". Maaf ya mungkin salah-salah sedikit kata-katanya. Ya, tapi intinya itu. Gw mulai merasa kehilangan acara, kegiatan, atau apapun yang bisa gw lakukan buat menghabiskan waktu. Karena setiap kali gw tidak melakukan apa-apa, gw mulai mikirin dia (haiiish, galau). Haha, that's life! Gw merasa, sekarang gw lagi berada di tengah-tengah medan pertempuran antara logika, hati, dan masa depan (halah, so asik banget dah).

Ehm, gw akan mencoba menjadi filosofis di dalam tulisan ini. Menurut gw, rokok itu kayak kehidupan. Dia manis di awalnya. Sedikit demi sedikit terbakar seperti usia kita. Asapnya menyesakkan dada seperti masalah-masalah yang kita hadapi. Tetapi ketika kita bisa menghirupnya, dan menghempaskannya tanpa batuk, berarti kita berhasil melalui satu masalah lain dalam kehidupan kita. Well, it's just a stupid and silly thoughts from me to kill some times. Have a good life! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar