21/05/13

Selingkuh

Beberapa dari kita mungkin pernah selingkuh terhadap pasangan kita, namun pernahkah kita mencari tahu alasan mengapa kita selingkuh? Perbincangan saya dengan seorang teman mengenai "perselingkuhan" telah membuahkan hasil yang mungkin dapat saya bagi kepada kalian pada kesempatan kali ini.

"Tak selamanya selingkuh itu indah," sebuah potongan lagu yang mungkin dapat menjadi pengantar tulisan saya ini. Selingkuh itu ibarat bermain dengan api, kalo kita bisa mengendalikannya, diri ini menjadi hangat, namun jika tidak, ya sudah kita terbakar. Apa sih sebenarnya selingkuh itu? Beberapa mengatakan bahwa selingkuh itu adalah ketika kita memberikan perhatian lebih kepada orang lain (tentunya lawan jenis) ketimbang pasangan kita. Tapi bagi saya, selingkuh itu adalah ketika kita tidak lagi "hanya" memikirkan pasangan kita saat menghabiskan waktu berdua. Kalian pilih yang mana?

Mengapa kita selingkuh? Pertanyaan yang seringkali terlintas namun enggan dicari jawabannya. Mengapa tidak dicari? Jawaban saya simpel, mungkin karena kita takut. Takut bahwa alasan itu bisa menjadi pembenaran atas tindak selingkuh yang dilakukan. Kita tentu memilih pasangan dengan berbagai macam alasan dan pertimbangan. Mengapa pilih yang ini, bukan yang itu. Kita-lah yang tahu alasannya dan menentukannya. Jika menggunakan sistem variabel, contohlah pasangan kita memiliki sepuluh variabel yang pas dan cocok dengan kita. Sepuluh variabel ini tentunya tidak ditemukan dalam satu malam saja, namun ditemukan melalui hubungan yang terjalin selama ini (dari masa pendekatan, mengenal, pacaran, bahkan hingga menikah). Sepuluh variabel inilah yang menjadikan hubungan dengan pasangan kita sangat kuat dan seringkali digunakan sebagai senjata untuk memusnahkan perselingkuhan. 

Tapi kemudian, apa sangkut pautnya dengan selingkuh? Nah, sekarang kita ambil kasus perselingkuhan. Ketika kita (karena saya juga pernah selingkuh, hehe) mengenal lawan jenis lain, kita menemukan variabel baru yang "mungkin" berbeda dari pasangan kita. Dengan melihat jangka waktu kita mengenalnya, mungkin hanya satu-dua saja yang berbeda atau baru (jika mengenalnya lebih lama lagi, mungkin akan lebih banyak lagi variabel barunya, dan ini lebih berbahaya saudara-saudara). Inilah yang harus menjadi perhatian kita. Waktu yang telah kita habiskan bersama pasangan kita mungkin membuat rasa kebosanan memuncak. Variabel baru inilah yang menjadi opsi jalan keluarnya.

Variabel baru yang kita lihat di orang lain ini memang tidak akan bisa ditemukan di pasangan kita, karena itulah yang membuat manusia itu unik dan berbeda satu sama lain. Mencari hal baru merupakan hal yang manusiawi, namun perlu dipertimbangkan konsekuensinya. Terkadang menghabiskan waktu dengan orang lain yang bukan pasangan kita malah dapat membuat kita lebih meyakini dan percaya akan kekuatan hubungan dengan pasangan kita. Seringkali ketika menghabiskan waktu dengan orang lain, kita akan teringat dengan kebiasan-kebiasaan kecil pasangan kita. Ingatan inilah yang memperkuat keyakinan kita bahwa satu-satunya penghuni hati dan pikiran kita adalah dia. Atau jangan-jangan malah variabel "baru" itu yang teringat ketika bersama pasangan? Haha, ayo cari tahu jawabannya sendiri!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar