04/03/12

Mengapa Buddha?

Selamat pagi! Jogja mendung hari ini. Oke, pada kesempatan kali ini saya ingin bercerita sedikit tentang Buddha. Saya memang sedikit terobsesi dengan ajaran Siddharta Gautama ini. Ajaran Buddha, seperti yang kita ketahui sebetulnya sangat erat kaitannya dengan rasa damai, baik secara individu atau komunitas. Hal ini yang nanti dapat saya kaitkan dengan obsesi saya dengan ajaran satu ini.

Pada awalnya saya mengenal ajaran Buddha pada saat memasuki dunia perkuliahan. Buku pertama yang memberikan sedikit gambaran mengenai Buddha adalah buku Mengapa Tuhan Tertawa? karya Deepak Chopra. Buku yang menarik, dalam, dan sangat menyentuh. Dari saat itu saya mulai mencari literatur dan buku-buku fiksi mengenai Buddha. Di saat yang bersamaan, saya sedang mengalami guncangan keyakinan terhadap agama.

Buddha, sebuah ajaran yang lahir dari pemikiran dan perjalanan spiritual seorang anak manusia. Ia tidak muluk-muluk memberikan janji-janji surga atau neraka. Ajaran yang tidak sepenuhnya benar ataupun salah. Buddha mengajarkan kita untuk mengenal diri kita sendiri, lebih dekat dengan apa yang disebut sebagai lingkaran Buddha. Gautama menemukan lingkaran Buddhanya dengan cara yang sangat tidak kita inginkan, sangat menyiksa, dan sangat sulit. Tetapi ia percaya bahwa masing-masing dari kita memiliki lingkaran Buddha itu, hanya saja apa kita mau menemukannya.

Dalam setiap kisahnya, Buddha memberikan cerita-cerita yang sangat dekat dengan kehidupan kita, bukan berbentuk wahyu atau mimpi-mimpi yang sulit dipercaya. Itu memudahkan saya untuk mengerti lebih dalam tentang makna ceritanya. Meskipun saya belum mempelajari lebih jauh, saya sudah merasakan dan mendapatkan manfaat dari sedikit banyak cerita-cerita tersebut.

Inti yang saya kejar dari ajaran Buddha adalah untuk melihat dan mempelajari kebahagiaan manusia dengan memaksimalkan potensi manusia itu sendiri. Berapa banyak dari kita yang menggantungkan kebahagiaan kita kepada orang lain, kepada sesuatu seperti pekerjaan atau uang? Buddha mengajarkan bahwa sebetulnya kita adalah individu-individu yang sudah dapat bahagia tanpa hal-hal tersebut. Ini murni sebuah usaha untuk mengeksplorasi potensi manusia. Karena ajaran ini datang dari seorang manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar