28/10/12

Hujan

Pagi itu hujan mendatangi Jogja. Ya, sudah lama tidak hujan di tanah sang Sultan. Telpon genggamku berdering. "Ah, pasti kekasihku," pikirku. Ternyata nomer tidak dikenal yang menyapaku pagi itu. Seperti kenangan lama yang manis. Entah berapa tahun yang lalu, yang pasti aku masih mengingatnya. Dia menyapaku dengan tanda senyuman di pesan singkat. Dengan suaranya yang jernih terkadang dia membangunkanku. Sama seperti dirinya yang menemani hari-hariku sekarang.

Hujan tak akan pernah lama datang menjenguk. Tetapi sejalan dengan doa manusia, dia tetap dibutuhkan. Tapi sayang, di masaku, hujan itu terlalu lebat. Memberikan ingatan yang buruk mengenai petir, badai, halilintar, dan awan hitam. Dia pergi meninggalkan kenangan, meskipun awalnya dia datang membawa harapan. Sama seperti dulu, kau datang ketika hujan.

Hujan itu sudah lalu sayang, tapi aku tak akan berbohong bahwa mungkin badai akan kembali. Setidaknya sekarang kita bisa menikmati pelangi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar